Departemen Luar Negeri AS juga menegaskan bahwa tidak ada warga Amerika dalam penerbangan berkode QZ8501 itu, yang hilang di atas di Laut Jawa dengan 162 orang di dalamnya.
"Kedutaan kami di Jakarta menjalin hubungan yang dekat dengan para pejabat Indonesia, dan hari ini, kami menerima permintaan bantuan untuk mencari pesawat itu," kata Jeffrey Rathke, juru bicara Departemen Luar Negeri AS. "Kami sedang lakukan kajian terhadap permintaan tersebut guna mengetahui bagaimana cara terbaik untuk memenuhi permintaan bantuan Indonesia itu."
Dia menegaskan bahwa pihaknya perlu "sedikit waktu" untuk mengevaluasi permintaan itu. Namun, dia tidak merinci jenis bantuan yang akan diberikan AS.
Juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, mengatakan, bantuan tersebut dapat berupa "berbagai kemampuan deteksi udara serta deteksi permukaan dan bawah permukaan (air)". "Kami siap untuk membantu dengan cara apa pun yang memungkinkan," tambahnya.
Puluhan pesawat dan kapal laut tengah mencari pesawat AirAsia itu, yang hilang kontak dengan menara kontrol dalam perjalanan dari Surabaya di Jawa Timur menuju Singapura setelah pilot meminta perubahan rencana penerbangan karena cuaca yang buruk. Peristiwa tersebut merupakan krisis ketiga pada tahun ini yang melibatkan jet penumpang milik perusahaan penerbangan Malaysia, setelah dua kejadian lain menimpa Malaysia Airlines.
Australia, Malaysia, dan Singapura telah bergabung dalam pencarian yang dipimpin Indonesia, sementara anggota keluarga para penumpang dan kru yang bersedih menunggu dalam cemas untuk mengetahui kabar tentang orang-orang yang mereka cintai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.