Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pokok Persoalan Konflik China dengan Taiwan

Kompas.com - 19/01/2024, 12:43 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber DW, BBC

KETEGANGAN antara China dan Taiwan meningkat beberapa tahun terakhir. Ketegangan itu didorong oleh perselisihan soal status Taiwan.

China melihat Taiwan sebagai sebuah provinsi yang memisahkan diri. Karena itu mesti disatukan lagi, bila perlu dengan kekuatan militer.

Sementara banyak warga Taiwan menganggap diri sebagai bagian dari sebuah bangsa yang terpisa, yang memiliki pemerintahan sendiri yang demokratis. Walaupun sebagian besar dari mereka mendukung untuk mempertahankan status quo, di mana Taiwan tidak mendeklarasikan kemerdekaan dari China dan tidak juga bersatu dengan negara itu.

Taiwan sebetulnya memiliki hubungan kuat dengan China, mitra dagang terbesarnya. Banyak orang Taiwan memiliki hubungan bisnis dan keluarga dengan China daratan yang hanya berjarak 160 kilometer dari Taiwan.

Sejarah Masa Lalu China - Taiwan

Penduduk pertama yang diketahui mendiami Taiwan adalah suku Austronesia, yang diyakini berasal dari wilayah China Selatan saat ini.

Catatan bangsa China pertama kali menyebut Taiwan berasal dari tahun 239 M, ketika seorang kaisar China mengirim pasukan ekspedisi ke pulau itu. Fakta itulah yang digunakan Beijing untuk mendukung klaim teritorialnya atas Taiwan.

Taiwan sempat menjadi koloni Belanda tahun 1624 hingga 1662. Tahun 1662, seorang pemimpin militer Dinasti Ming yang sedang runtuh di China, Zheng Chenggong, mengusir Belanda. Taiwan lalu menjadi pusat pendukung Dinasti Ming yang masih bertahan dan menentang kekuasaan Dinasti Qing yang baru naik tahta di China.

Taiwan kemudian menjadi koloni Jepang tahun 1895, setelah kekaisaran Qing kalah dalam perang Sino-Jepang pertama. Status itu berlangsung hingga Jepang kalah dalam Perang Dunia II.

ROC Versus RRC

Setelah Perang Dunia II, Jepang menyerah dan melepaskan kendali atas wilayah yang diambil dari China, termasuk Taiwan. Taiwan kemudian oleh pihak China dianggap diduduki oleh Republic of China (ROC), yang mulai memerintah dengan persetujuan dari sekutu mereka, AS dan Inggris.

Namun, dalam beberapa tahun berikutnya terjadi perang saudara di China, dan pasukan pimpinan Chiang Kai-shek dikalahkan oleh tentara Komunis Mao Zedong. Chiang, bersama sisa anggota partai Kuomintang (KMT) dan para pendukungnya, sekitar 1,5 juta orang, melarikan diri ke Taiwan tahun 1949. Chiang dengan ROC-nya kemudian menyebut diri sebagai pemerintah China di pengasingan.

Namun status ROC tak diakui pemerintah Republik Rakyat China ((RRC) di Beijing. Beijing menganggap, Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya yang memisahkan diri dan harus disatukan lagi dengan China. 

Ketegangan berlanjut dan mereka berebut pengaruh di dunia internasional. Awalnya, Taiwan (ROC) menduduki kursi China di Dewan Keamanan PBB dan diakui oleh banyak negara Barat sebagai satu-satunya pemerintah China.

Namun, tahun 1970-an beberapa negara mulai berpendapat bahwa pemerintahan Taipei tidak lagi dapat dianggap sebagai perwakilan yang sah dari penduduk yang tinggal di China daratan.

Tahun 1971, PBB mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing. Setelah China mulai membuka ekonominya tahun 1978, Amerika Serikat (AS) melihat peluang perdagangan dan kebutuhan untuk mengembangkan hubungan. AS secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing tahun 1979.

Hubungan China-Taiwan mulai membaik tahun 1980-an saat Taiwan melonggarkan aturan kunjungan dan investasi di China. Tahun 1991, Taiwan menyatakan bahwa perang dengan RRC telah berakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com