Beijing tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk mencapai reunifikasi Taiwan dengan China. Dalam pidato pada Januari 2019, Presiden China, Xi Jinping, menyerukan reunifikasi dan mengatakan bahwa status quo tidak dapat berlangsung selamanya.
"Kami tidak membuat janji untuk menolak penggunaan kekuatan dan mengabaikan opsi untuk mengambil semua langkah yang diperlukan," kata Xi.
Dia juga menekankan, reunifikasi penting untuk realisasi "mimpi China" dalam mengembalikan status negara sebagai kekuatan besar di dunia pada tahun 2049.
China semakin sering mengirim pesawat tempur, pembom, dan pesawat pemantau ke dekat Taiwan, serta mengirimkan kapal perang melalui Selat Taiwan sebagai tindakan demonstrasi kekuatan.
Kemauan untuk menggunakan kekuatan militer, ditambah dengan kemampuan militer China yang terus berkembang dan hubungan yang memburuk di selat itu, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa hal ini dapat memicu konflik.
Saat ini, hubungan Taiwan dengan China kembali menjadi sorotan. Itu terjadi terkait hasil pemilu Taiwan pada 13 Januari 2024 yang dimenangkan Lai Ching-te dari DPP. Lai dinilai akan mendorong Taiwan menjauhi Beijing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.