LIMA, KOMPAS.com – Banjir bandang menyusul hujan deras di Lima, ibu kota Peru, menyebabkan ribuan orang terkena dampak, Jumat (17/3/2017).
Kejadian itu memaksa tim penyelamat untuk mencari jalan keluar guna mengevakuasi ribuan warga yang terjebak di sebuah jalan yang mendadak berubah menjadi sungai berwarna coklat dengan arus yang deras.
Kantor berita Agence France-Presse melaporkan, hujan lebat telah turun tak henti-hentinya selama beberapa minggu ini di bagian hulu hingga Lima.
Rumah-rumah warga di pinggiran Lima, ibu kota berpenduduk 10 juta orang, tergenang banjir. Namun, kontrasnya, banjir di ibu kota Peru itu terjadi saat panas terik.
Banyak warga juga terjebak tanah longsor yang memblokade jalan raya utama yang menghubungkan Lima dengan Peru tengah.
Dalam salah satu adegan dramatis, tim penyelamat menggunakan seutas tali untuk membantu menyelamatkan warga di kawasan Huachipa, Lima.
Banjir itu juga terjadi di tengah suhu panas terik, namun hujan di bagian hulu telah memicu banjir tersebut.
Mereka menyeberangi jalan yang tiba-tiba telah berubah menjadi sungai berwarna coklat dengan aliran air yang sangat deras. Beberapa mobil pribadi dan truk di jalan pun terseret.
Tiga orang tewas akibat banjir di La Libertad, Peru utara. Juga 15 orang tewas di Distrik Yauya, Anchas, Peru tengah. Jumlah total kematian akibat bencana alam tahun ini menjadi 65 orang.
El Nino tahun ini telah memicu bencana besar yang membuat Peru dalam kesulitan.
"Ini situasi yang sulit, tidak ada keraguan lagi tentang hal itu. Tapi kami memiliki sumber daya untuk menghadapinya,” kata Presiden Pedro Pablo Kuczynski.
Pemerintah mengumumkan akan menggelontorkan dana darurat 2,5 miliar sol atau 760 juta dollar AS untuk membangun pemulihan kembali daerah yang terkena dampak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.