Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

160 Orang Tewas akibat Kontak Senjata di Perbatasan Myanmar-China

Kompas.com - 28/02/2017, 19:38 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Sedikitnya 160 orang tewas dalam tiga bulan akibat kontak senjata antara militer dan kelompok bersenjata di negara bagian Shan, Myanmar.

Seorang perwira tinggi militer Myanmar menyampaikan informasi itu pada Selasa (28/2/2017) di Naypyidaw, ibu kota negara tersebut, sebagaimana dilaporkan Agence France-Presse.

Lebih dari 20.000 orang telah mengungsi sejak pertempuran antara tentara dan kelompok bersenjata meletus di dekat perbatasan dengan China pada akhir November 2016.

Kerusuhan telah menjalar di seluruh negara bagian Shan dan negara bagian tetangga Kachin. Insiden itu menghambat upaya pemimpin de facto Aung San Suu Kyi untuk mengakhiri dekade panjang konflik di perbatasan negara.

Serangan militer yang telah gemuruh sejak pertengahan 2016 meningkat setelah beberapa kelompok bersenjata melancarkan serangan besar pada November lalu.

Militer membalas serangan itu dengan operasi artileri berat dan serangan udara.

Para ahli mengatakan, pertempuran di daerah perbatasan adalah yang paling intens sejak 1980-an.

Pertempuran di perbatasan China dan Myanmar itu telah mendorong PBB untuk memperingatkan terjadinya krisis kemanusiaan di daerah konflik, khususnya di Kachin di mana sekitar 100.000 orang telah mengungsi sejak 2011.

Menurut pejabat tinggi militer Myanmar, 74 tentara, 15 polisi, 13 anggota milisi pro-pemerintah, dan 13 warga sipil telah tewas akibat kekerasan tersebut.

"Kami menemukan 45 mayat dari sisi musuh dan menangkap empat militan pemberontak," kata General Mya Tun Oo kepada wartawan, Naypyidaw.

Laporan tentang perkembangan di perbatasan Myanmar – China itu muncul di saat Naypyidaw sedang mempersiapkan diri untuk pembicaraan damai putaran kedua yang dijadwalkan pada Maret ini.

Negosiasi telah berulang kali dilakukan, namun selalu tidak pernah mencapai titik temu antara utusan pemerintah dan kelompok-kelompok bersenjata.

Suu Kyi ingin memperluas gencatan senjata yang telah ditandatangani dengan beberapa kelompok pemberontak etnis di Myanmar pada 2015 dan dikenal sebagai NCA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com