Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Gading Bergolak Lagi, Demo Terjadi di Sejumlah Kementerian

Kompas.com - 17/01/2017, 20:26 WIB

ABIJAN, KOMPAS.com – Sejumlah kementerian di Abijan, Pantai Gading, diguncang aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi.

Aksi unjuk rasa para mahasiswa itu meningkat di tengah kekacauan lain yakni berupa aksi mogok massal para guru, buruh, dan pegawai negeri sipil lainnya.

Pantai Gading, negara berbahasa Perancis dengan perekonomian terbesar di Afrika Barat, menghadapi sejumlah mogok massal, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (17/1/2017).

Banyak pihak khawatir, kegiatan pemerintahan berikut perekonomian negara penghasil utama cokelat dunia itu lumpuh.

"Petugas membubarkan unjuk rasa karena gerakan itu menghentikan pegawai kementerian, yang akan bekerja," kata polisi tanpa bersedia menyebutkan namanya.

"Polisi diwajibkan menembakkan gas air mata pada saat itu," katanya.

Ia mengatakan, demonstran yang masih tergolong muda mengklaim tergabung dalam Serikat Pelajar Pantai Gading (FESCI).

"Pelajar itu sempat mendatangi kementerian pendidikan untuk meminta penyelesaian agar guru mereka kembali mengajar," kata Theodore Zadi Gnangnan, ketua serikat 100 kelompok pegawai negeri sipil.

Pantai Gading di bawah kepemimpinan Presiden Alassane Ouattara yang menjabat setelah perang saudara tahun 2011 telah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat.

Namun, oposisi mengatakan, hanya segelintir warga Pantai Gading yang diuntungkan.

Keterlibatan FESCI yang tergabung dengan kelompok Patriot Muda menentang Ouattara selama krisis politik 2002 sampai 2011. Langkah itu menandai aksi unjuk rasa yang kian memanas.

Sejumlah pria muda dikabarkan memasuki ruang kelas sejumlah kampus di Pantai Gading, Senin (16/1/2017). Mereka memaksa mahasiswa ke luar kelas.

Mahasiswa bersama pelajar sekolah menengah atas turun ke jalan, berunjuk rasa di sejumlah kota. Tahun lalu, para guru di sekolah negeri sempat mogok mengajar.

Mereka bergabung dengan pegawai negeri pekan lalu, berunjuk rasa menuntut kenaikan gaji, uang pensiun, dan pembayaran tunggakan upah hingga 243 miliar franc CFA atau setara 393 juta dollar AS.

Banyak tentara yang kecewa juga mengaku belum menerima bonus sebagaimana janji otoritas terkait.

Tentara yang tidak puas, mengatakan, mereka masih belum menerima bonus dari pemerintah yang telah berjanji untuk mulai membayar pada Senin (16/1/2017).

Bonus itu sebenarnya bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan tentara awal bulan ini. Tidak terwujudnya janji itu meningkatkan momok kerusuhan lebih lanjut.

Seorang anggota parlemen di Boake, kota kedua terbesar Pantai Gading dan lokasi terjadinya pemberontakan mengaku sempat diculik tentara yang marah karena bonusnya belum dibayar.

"Kami tidak mempunya kabar baru. Kami menunggu uang sejak pagi, tetapi belum menerima apa pun," kata salah satu pemimpin pemberontakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com