Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjara Filipina Rusuh, Napi Saksi Terkait Kasus Rival Duterte Terluka

Kompas.com - 28/09/2016, 19:46 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Kerusuhan pecah di penjara Filipina, Rabu (28/9/2016). Akibatnya, seorang napi tewas dan tiga lainnya terluka.

Semua mereka diharapkan dapat memberikan kesaksian dalam penyelidikan Kongres terkait tindak pidana oleh penentang utama Presiden Rodrigo Duterte.

Rolando Asuncion, Kepala Lapas Filipina, mengatakan, seorang pengedar narkotika ditusuk hingga tewas dalam tawuran itu, seperti dilaporkan Reuters.

Satu dari tiga korban luka, Jaybee Sebastian, diagendakan akan memberikan bukti di sidang pengadilan pekan depan. Tanggal sidang kesaksian itu belum ditentukan.

Penyelidikan, yang prakarsa loyalis Duterte itu, akan menguji tuduhan bahwa lawan Duterte, yaitu Senator Leila de Lima, yang juga pernah menjabat Menteri Kehakiman Filipina, melakukan kolusi dengan seorang narapidana.

De Lima juga dituding telah menerima pembayaran dari mereka untuk mendanai kampanyenya.

Namun, Asuncion mengabaikan pernyataan Ketua Parlemen, Pantaleon Alvarez, bahwa kerusuhan itu kemungkinan adalah upaya menggagalkan penyelidikan.

"Itu hanya kerusuhan biasa," katanya kepada pekerja media. "Itu kejadian biasa di penjara," lanjutnya.

Para senator pada September ini menyingkirkan De Lima dari ketua panel yang menyelidiki nasib hampir 3.000 kasus pembunuhan sejak Duterte menjabat 30 Juni dan memerangi narkoba.

"Kami tidak menginginkan dia mati," kata Menteri Kehakiman Vitaliano Aguirre kepada wartawan, merujuk pada korban luka Sebastian.

 "Kami berharap padanya untuk membuka rahasia, ia langsung mengarah kepada De Lima," kata Aguirre.

Pembunuhan itu memicu kritikan luas dari masyarakat internasional, termasuk PBB, sehingga membuat Duterte marah besar dan ingin keluar dari organisasi bangsa-bangsa itu.

Namun, penyingkiran De Lima dan penyelidikan lebih lanjut menunjukkan seberapa banyak pengaruh yang dimenangi Duterte selama masa jabatannya yang baru berjalan tiga bulan itu.

Dalam jumpa pers, De Lima menyatakan kemarahannya atas yang ia sebut "kiat mafia" untuk membuat tahanan bekerja sama dalam perkara melawan dia tersebut.

Duterte, yang akan melakukan kunjungan dua hari ke Vietnam, mendesak kritikusnya itu beristirahat.

"Jika terus mengomel di sana, ia bisa menderita kerusakan syaraf," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com