Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Akhir Masa Jabatannya, Ban Ki-moon "Curhat"

Kompas.com - 14/09/2016, 19:19 WIB

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengaku kecewa dengan banyak pemimpin dunia yang lebih peduli dengan kekuasaan daripada meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Salah satunya adalah soal Bangsa Suriah yang nasibnya, menurut Ki-moon disandera oleh satu orang, yakni Presiden Bashar al-Assad.

Mendekati akhir masa jabatan 10 tahun di PBB, Ki-moon berbicara terus terang mengenai kondisi dunia, keberhasilan, kegagalan dan rasa frustrasinya. Demikian dilansir AP.

Selama ini, Ki-moon telah menjadi representasi PBB, namun secara privat para pemimpin melihat sisi yang sangat berbeda dan lebih keras dari dirinya.

"Orang-orang mengatakan saya diam selama ini, dan saya tidak berbicara mengenai hak asasi manusia," kata Ki-moon.

"Tapi saya telah berbicara lebih banyak dibandingkan pemimpin barat mana pun, yang 'sangat hati-hati'," ujar dia.

"Anda belum melihat orang-orang berbicara tanpa rasa takut seperti saya," tegas dia.

Ki-moon juga mengemukakan rasa frustrasinya mengenai cara PBB beroperasi.

Ia mengatakan tidak realistis untuk mengharapkan Sekretaris Jenderal sebagai orang yang sangat berkuasa. Sebab, para anggota badan dunia yang membuat keputusan.

Dan, pemimpin PBB menjalankannya, bukan mengimplementasikan inisiatif dan kebijakan mereka sendiri.

PBB bisa jauh lebih efisien dan efektif jika ada "proses pembuatan keputusan yang masuk akal" -- bukannya proses yang memerlukan konsensus mengenai banyak isu di Majelis Umum dan pernyataan Dewan Keamanan.

Hal itu membuat satu negara memiliki kekuatan untuk menghambat sesuatu yang disepakati semua negara lain, atau mengurangi substansinya.

"Apakah itu adil? Apakah itu masuk akal di abad 21 ini ketika ada 193 negara anggota?" ujar Ki-moon.

Ki-moon mengatakan, para negara anggota memiliki kekuatan untuk mengubah persyaratan konsensus dengan mudah dan cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com