Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penulis Novel Frederick Forsyth Akhirnya Pensiun

Kompas.com - 14/09/2016, 12:04 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Setelah menulis puluhan novel dan menjual 70 juta salinan buku-buku karyanya, novelis Inggris Frederick Forsyth menyatakan pensiun menulis buku bertema spionase dan petualangan.

Salah satu alasan mantan jurnalis ini pensiun adalah saran dari istrinya yang meminta dia agar berhenti bepergian ke tempat-tempat yang berbahaya.

"Saya tak bisa hanya duduk di rumah dan menulis buku roman di ruang kerja saya," kata penulis berusia 78 tahun itu.

"Saya sudah kehabisan kisah untuk diceritakan," kata pria yang pernah menjadi pilot AU Inggris sebelum menjadi jurnalis untuk Reuters pada 1961 itu.

Setelah perjalanan terakhirnya ke Somalia untuk kebutuhan riset novel terbarunya The Kill List, Forsyth mengatakan, istrinya yang kemudian mengingatkan dia akan usianya yang sudah amat lanjut.

"Kamu sudah terlalu tua, tempat-tempat itu terlalu berbahaya dan mtak bisa lari secepat dulu lagi," ujar Forsyth menirukan istrinya.

Forsyth, yang hingga kini menulis dengan menggunakan mesin tik, mengatakan, dia pernah mencoba melakukan riset tentang Somalia lewat internet, tetapi hal itu tidak memuaskannya.

"Memang saya menemukan beberapa informasi dan statistik soal Somalia, tetapi itu bukan yang saya inginkan, yaitu atmosfernya," tambah dia.

Sebelum menjadi penulis, Forsyth menjadi jurnalis untuk Reuters dan BBC pada 1960-an dan bekerja di Nigeria, Perancis, serta Jerman Timur.

Saat bekerja sebagai jurnalis di Nigeria pada 1968, dinas rahasia Inggris MI6 mendekati dia karena membutuhkan seorang aset untuk bekerja di daerah kantong Biafra, tempat perang saudara berkobar pada 1967 hingga 1970.

Pada 1973, Forsyth kembali terlibat dalam dunia intelijen setelah diminta untuk menjalankan misi MI6 di Jerman Timur yang berhaluan komunis.

"Ada seorang aset, seorang kolonel Rusia, bekerja untuk Inggris di Jerman Timur dan dia memiliki paket yang harus dibawa keluar Jerman Timur," kenang Forsyth dalam buku memoirnya The Outsider.

Novel pertamanya ditulis pada 1971, yaitu The Day of the Jackal yang berkisah tentang rencana pembunuhan Presiden Perancis Charles de Gaulle oleh sekelompok orang yang marah karena dia memerdekakan Aljazair.

Novel ini kemudian menjadi salah satu buku bacaan klasik dan sudah diangkat ke layar perak. Hingga 1975, buku ini terjual 2,5 juta kopi dan sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia.

Novel-novel lain karya Forsyth antara lain The Odessa File (1972), The Dogs of War (1974), The Fourth Protocol (1984), dan Icon (1998). Kisah-kisah karangannya beragam, mulai dari konspirasi pembunuhan, spionase, perang dingin, hingga perang melawan narkoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com