"Transjender Bukan Kelainan Mental"

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Identitas transjender tidak dapat dikategorikan sebagai kelainan mental dalam daftar penyakit yang ada di lembaga PBB untuk kesehatan World Health Organization (WHO).

Kesimpulan itu muncul dalam sebuah hasil penelitian yang dipaparkan di Mexico CIty, Meksiko, Kamis (28/7/2016).

Kekerasan dan penolakan sosial yang sesungguhnya mendatangkan tekanan mental hingga berujung pada kelainan mental yang dialami kaum transjender.

Riset ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Psychiatry.

"Jika ini tidak lagi masuk dalam kategori kelainan atau penyakit, maka seharusnya dinyatakan demikian. Ini harus jelas," kata Eduardo Madrigal, Presiden Asosiasi Psikiatri Meksiko, seperti dirilis AFP. 

Penelitian lapangan digelar dalam periode April-Agustus 2014 terhadap 250 kaum transjender dewasa. Mereka adalah orang-orang yang menerima layanan kesehatan di klinik khusu Condesa di Mexico City.

Dalam penelitian ini diketahui sebanyak 83 responden mengalami tekanan terkait identitas seksual mereka di masa remaja.

Temuan ini merupakan hasil dari penelitian pertama. Selanjutnya penelitian serupa pun akan digelar di Brasil, Perancis, India, Lebanon dan Afrika Selatan.

Hasil keseluruhan dari penelitian ini akan dipaparkan dalam ajang "11th revision of the WHO's International Classification of Diseases" di tahun 2018. Selanjutnya, hasil riset ini akan menjadi panduan bagi seluruh pihak terkait di dunia.