Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Berlalu, Kasus Penculikan Seorang Anak Balita Tak Juga Terpecahkan

Kompas.com - 09/06/2016, 10:00 WIB

OTA, KOMPAS.com — Kedua orangtua dari seorang bocah berusia empat tahun yang hilang diculik pada tahun 1996 silam hingga kini tak bisa memaafkan keteledoran mereka.

Hari-hari selama 20 tahun terakhir tak pernah sekali pun dilewatkan tanpa memikirkan nasib buah hati mereka yang hilang itu.

Usaha pun tak pernah surut mereka lakukan. Terakhir, pada Selasa lalu, mereka kembali mengumumkan kepada publik yang mungkin bisa memberikan petunjuk tentang keberadaan anak perempuan yang hilang di Ota, Prefektur Gunma, Jepang, pada 7 Juli 1996 itu.

Bocah bernama Yukari Yokoyama itu menghilang ketika sedang berjalan-jalan bersama sang ayah di sebuah tempat hiburan.

Satu-satunya petunjuk yang dimiliki adalah rekaman kamera pengawas di sekitar lokasi hilangnya Yukari.

Di dalam rekaman video itu hanya terlihat seorang pria yang mengenakan kacamata hitam dan topi, berjalan bolak balik di depan tempat hiburan itu, tanpa ikut bermain.

Dia berada di lokasi itu selama kira-kira 15 menit, sebelum tertangkap kamera sedang berbicara dengan Yukari. Demikian diberitakan saluran televisi Fuji TV yang dikutip laman Japan to day. 

Selama ini, setiap tahun pada tanggal saat Yukari hilang, aparat kepolisian selalu membagi-bagikan selebaran di pusat-pusat keramaian kota, seperti stasiun kereta dan mal. Polisi tetap berupaya mencari bantuan dari warga untuk memecahkan kasus ini.

Aparat kepolisian mengaku sejak tahun 1996 telah menerima 3.910 sambungan telepon terkait kasus tersebut, tetapi belum ada satu pun yang mengarah kepada pemecahan kasus.

Bahkan, di dalam selebaran terbaru, polisi menggunakan jasa seniman pembuat sketsa untuk mereka wajah Yukari saat ini jika dia masih hidup. 

Ketika berbicara dalam konferensi pers di Ota, ayah Yukari, Yasuo mengatakan, "Selama ini, kami hidup dengan harapan bahwa dia akan kembali, tetapi 20 tahun terasa sangat cepat berlalu."

Sementara itu, sang ibu, Mitsuko, pun mengaku tak pernah ada satu hari yang mereka lewatkan tanpa memikirkan Yukari.

"Ketika saya berpikir tentang tahun-tahun yang kami lewati, saya tak mampu berhenti bertanya, mengapa hingga kini dia masih hilang?" ujar dia. 

"Bertahun-tahun kami selalu menuliskan harapan kami saat Tanabata, tetapi hingga 20 tahun berlalu, harapan kami belum juga terwujud," kata dia.

"Saya jadi tak pernah berpikir bahwa Tanabata adalah hari yang indah, tetapi saya tetap berharap Tanabata tahun ini akan menjadi hari yang indah bagi kami," kata Mitsuko.

Tanabata atau festival bintang ini adalah perayaan yang berkaitan dengan musim yang ada di Jepang, China, dan Korea yang merupakan negara-negara Asia Timur.

Tanabata yang diadakan pada malam tanggal 7 Juli setiap tahunnya merupakan sinkretisme antara tradisi Jepang kuno yang maksudnya untuk mendoakan arwah leluhur atas keberhasilan panen.

Legenda Tanabata sangat dikenal dan cukup sering dibahas dalam manga Jepang, terutama karena kisah cinta yang melatarbelakanginya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com