Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat yang Hilang di Pegunungan Nepal Ditemukan dalam Kondisi Hancur

Kompas.com - 24/02/2016, 18:40 WIB
KATHMANDU, KOMPAS.com - Tim penyelamat akhirnya menemukan reruntuhan pesawat Twin Otter milik maskapai Tara Air yang hilang bersama puluhan penumpangnya yang hilang di pegunungan Nepal, Rabu (24/2/2016).

Menteri Kebudayaan, Turisme dan Penerbangan Sipil Ananda Prasad Pokharel mengatakan, pesawat turboprop itu ditemukan di distrik Myagdi dan jasad penumpang terlihat bergelimpangan di sekitar reruntuhan pesawat.

"Reruntuhan pesawat ditemukan dalam kondisi terbakar di daerah Solighopte, distrik Myagdi," kata Pokharel.

"Tim pencari mengatakan jasad penumpang bergelimpangan dan tidak mungkin melakukan identifikasi saat ini. Kami mengirimkan lebih banyak orang untuk mengumpulkan informasi," tambah dia.

Angkatan Darat Nepal mengerahkan sejumlah helikopter dan personelnya ke lokasi jatuhnya pesawat, sebuah distrik pegunungan 220 kilometer sebelah barat ibu kota Kathmandu.

Pihak Tara Air mengatakan, pesawat naas itu membawa 20 penumpang dan tiga orang kru. Dua di antara penumpang adalah warga asing asal China dan Kuwait.

Sisa penumpang dan kru seluruhnya berasal dari Nepal dan dua di antaranya adalah anak-anak.

Pernyataan ini sekaligus merevisi data awal yang menyebut pesawat ini hanya membawa 18 penumpang dan tiga orang kru.

Pesawat ini hilang kontak dengan pengawas lalu lintas udara delapan menit setelah mengudara dari bandara kota Pokhara di sebelah barat Kathmandu.

Dalam penerbangan Rabu pagi tersebut, pesawat ini dijadwalkan menuju ke kota Jomsom.

Kepala kepolisian Jomsom, Harihari Yogi, mengatakan, mereka mendapatkan laporan dari penduduk desa yang mendengar ledakan keras di dekat desa Rupshe.

Jomsom, yang terletak di pegunungan Himalaya, sebenarnya hanya berjarak 20 menit terbang dari Pokhara. Tempat ini sangat populer di kalangan turis yang akan mendaki Gunung Annapurna.

Jomsom juga merupakan gerbang wilayah Mustang yang sangat digemari para penjelajah dan menjadi rumah dari kuil Muktinath, tempat ziarah umat Hindu.

Nepal yang masih berusaha pulih dari bencana gempa April tahun lalu, didera sejumlah kecelakaan pesawat udara dalam beberapa tahun terakhir yang cukup memengaruhi industri wisata negeri itu.

Sebagian besar kecelakaan udara disebabkan pilot yang kurang berpengalaman, manajemen yang buruk dan minimnya pemeliharaan pesawat terbang.

Sektor penerbangan Nepal mendapat penilaian buruk dari dunia internasional dan pada 2013, Uni Eropa melarang seluruh maskapai penerangan Nepal memasuki wilayah udaranya.

Tara Air adalah anak perusahaan Yeti Airlines, sebuah maskapai penerbangan domestik swasta yang berdiri pada 1998.

Tara Air banyak melayani penerbangan ke daerah-daerah terpencil di berbagai penjuru Nepal.

Kecelakaan fatal terakhir Tara Air terjadi pada 2010 ketika pesawat yang disewa sekelompok turis asal Bhutan jatuh di pegunungan di wilayah timur Nepal.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com