Untuk masuk dalam kelompok 10 persen orang terkaya di dunia, seseorang harus memiliki kekayaan senilai 68.800 dollar AS atau setara Rp 960 juta. Sementara itu, untuk masuk dalam 1 persen, seseorang harus memiliki kekayaan setara 760.000 dollar AS atau Rp 11 miliar.
Oxfam juga menyebutkan bahwa kekayaan 62 orang paling kaya di dunia setara dengan gabungan kekayaan dari setengah jumlah orang paling miskin di dunia. Pada 2010 lalu, perlu 388 orang paling kaya di dunia untuk menyamakan nilai tersebut.
Hasil penelitian Oxfam yang menggunakan data dari Credit Suisse ini "memaksa" pimpinan dunia mengadakan pertemuan di Davos, Swiss, untuk mengambil tindakan terkait "ketidaksetaraan" ini.
Persempit "jurang pemisah"
"Kita selalu berbicara bahwa negara-negara di dunia akan menciptakan kesejahteraan untuk semua orang, tetapi yang terjadi adalah kita hanya memperkaya 1 persen orang di dunia ini," tulis Oxfam dalam laporannya.
Oxfam juga menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2000 hingga 2009, proporsi kekayaan 1 persen orang terkaya perlahan menurun, tetapi kemudian meningkat setiap tahun sejak 2010.
Oxfam meminta pemerintah berbagai negara untuk membalikkan tren ini dengan membayar karyawan "secara pantas" sehingga memperpendek "jurang pemisah" antara pendapatan karyawan dan pimpinan perusahaan.
Selain itu, Oxfam juga menganjurkan pemerintah dan perusahaan untuk membayar kompensasi kepada karyawan yang asuransi kesehatannya tidak ditanggung, serta kesetaraan kepemilikan aset dan lahan bagi perempuan.
Pemerintah pun diminta untuk mengurangi harga obat-obatan, memperbesar pajak, dan mengarahkan anggaran negara untuk mengurangi ketidaksetaraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.