Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini "Gelapkan" Uang ISIS untuk Membeli Keperluan Pribadi

Kompas.com - 15/12/2015, 21:07 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

Sumber CNN
WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menahan seorang pria yang diduga menerima 8.700 dollar Amerika Serikat untuk mendanai rencana serangan terorisme di Negeri Paman Sam.

Mohamed Elshinawy ditahan dengan dakwaan memberikan bantuan material kepada organisasi teroris dan memberikan pernyataan bohong. Demikian CNN melaporkan, Selasa (15/12/2015).

"Elshinawy diyakini menerima uang tersebut dari kelompok yang dipercayainya adalah Negara Islam (ISIS) untuk perencanaan aksi terorisme," kata Deputi Jaksa Agung.

Adapun uang berjumlah besar itu dikirimkan secara terpecah-pecah melalui jasa pengiriman Western Union dan Paypal.

FBI mulai mencurigai gerak-gerik pria berumur 30 itu setelah dia menerima uang sebesar 1.000 dollar AS dari seseorang yang berada di Mesir bulan Juli lalu.

Pelaku kemudian diinterogasi dan memberikan sejumlah kesaksian yang berbeda.

Semula dia mengatakan uang tersebut dikirimkan oleh ibunya. Namun, setelah FBI memperlihatkan bukti transaksi kepadanya, dia kemudian mengatakan bahwa uang itu dikirimkan teman masa kecilnya.

Akhirnya, dia mengakui bahwa temannya itu menghubungkannya dengan salah satu anggota ISIS.

FBI menyatakan bahwa pelaku mencoba untuk menggambarkan dirinya sebagai orang yang hanya ingin mengeruk uang dalam jumlah besar dengan membodohi anggota ISIS.

Sejauh ini, dia telah menghabiskan uang itu untuk membeli laptop dan keperluan pribadinya.

Tidak ada catatan yang menunjukkan dia menggunakannya untuk membeli senjata berbahaya.

Investigasi yang dilakukan FBI terhadap media sosialnya menemukan bahwa dia pernah mendeklarasikan kesetiaannya terhadap ISIS bulan Februari 2015.

Dia juga memberi tahu teman kecilnya itu bahwa dia adalah "tentara ISIS yang sedang mengambil cuti sementara di luar". 

Tidak ketinggalan, Elshinawy memberi tahu kakaknya pada April lalu mengenai kesetiaannya terhadap kelompok teror itu dan bahwa dia telah menerima uang dari ISIS.

"Kasus ini menunjukkan bagaimana kelompok teroris itu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk merekrut pendukung dan membangun jaringan rahasia," kata jaksa Rod Rosenstein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com