Perancis, Rusia dan Amerika Serikat bukan hanya melakukan pembicaraan kerja sama memerangi teroris ISIS tetapi juga sudah memasuki wilayah tindakan sebagai "koalisi tunggal dan besar".
Presiden Barack Obama mengatakan, Rabu (18/11/2015), AS siap bekerja sama dengan Rusia jika negara bekas Uni Soviet itu mengubah strategi militer di Suriah.
Obama mengatakan sudah menyampaikan pesan itu ke Presiden Putin dalam sebuah pertemuan di Turki pekan ini.
"Itu sesuatu yang sangat ingin kami lihat," kata Obama saat menghadiri sebuah pertemuan tahunan negara-negara Asia di Filipina.
Presiden Hollande sudah menelepon Rusia, Selasa (17/11/2015), lalu untuk mendiskusikan kemungkinan rencana bersama , dan sudah membuat jadwal kunjungan ke Washington dan Moskwa minggu depan untuk membentuk formasi aliansi baru yang besar.
Perancis kembali melancarkan serangan udara putaran ketika pada Selasa malam dengan target ibu kota de fakto ISIS, Raqqa di Suriah.
Di saat bersamaan, pesawat Rusia juga menggempur lokasi yang sama di Raqqa.
Puji putin
Presiden Barack Obama memuji peran Rusia dalam pembicaraan mengakhiri krisis Suriah dan menawarkan prospek kerja sama lebih baik jika Moskwa memfokuskan serangan militer terhadap kelompok ISIS.
Obama mengatakan, Rusia menjadi "mitra konstruktif di Vienna dalam upaya menciptakan transisi politik", mengacu pada pembicaraan internasional di Austria.
Namun, dia mengatakan, masih ada perbedaan atas nasib pemimpin Suriah Bashar Assad, dan fokus militer Rusia bergantung pada Assad.
Menurut Obama, Rusia masih tertarik untuk mempertahankan kekuasaan Assad. Sementara Amerika Serikat menginginkan Assad mundur demi mengakhiri krisis Suriah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.