Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Bersejarah dan Harapan Demokrasi di Myanmar...

Kompas.com - 08/11/2015, 19:58 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Jutaan warga Myanmar mengikuti jalannya pemilihan umum dalam peristiwa bersejarah bagi demokrasi di negeri yang dikuasai junta militer, Minggu (8/11/2015).

Euforia demokrasi warga Myanmar itu pun berakhir setelah tempat pemungutan suara ditutup pukul 16.00 waktu setempat. Penghitungan suara pun siap dilakukan.

Menurut Deputi Direktur Komisi Pemilihan Thant Zin Aung, setidaknya ada 80 persen warga Myanmar yang mengikuti pemilu. Lebih dari 30 juta orang dinyatakan berhak memilih dalam pemilu ini.

Kehadiran tokoh oposisi pemerintahan militer Myanmar, Aung San Suu Kyi, juga menjadi salah satu hal menarik dalam pemilu Myanmar.

Dengan mengenakan pakaian tradisional dan menyemat hiasan bunga di rambut, Suu Kyi memilih di salah satu TPS di Kota Yangon. Suu Kyi tidak banyak bicara dan hanya sesekali menyambut teriakan pendukungnya saat akan memilih.

AFP Photo/Ye Aung Thu Pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi dan tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, saat mengikuti Pemilu di Yangon, Minggu (8/11/2015).
Jika pemilu berjalan adil dan demokratis, maka Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi dipercaya bisa memenangkan pemilu.

Namun, Suu Kyi dipastikan tidak akan menjadi presiden. Konstitusi yang dibuat rezim militer melarang Suu Kyi menjadi presiden, karena menikah dengan orang asing.

Menerima hasil

Di ibu kota Naypyidaw, Presiden Thein Sein juga mengikuti pemilu. Jenderal yang merupakan petinggi junta militer itu terlihat tersenyum sambil memperlihatkan kelingkingnya yang berwarna ungu setelah dicelupkan ke tinta, yang menjadi penanda telah memilih.

Partai Partai Serikat Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang dipimpin Thein Sein menjadi pesaing kuat untuk menghalangi Suu Kyi dan NLD untuk berkuasa.

Petinggi militer Min Aung Hlaing juga terlihat mengikuti pemilu. Dia bahkan berjanji akan menghormati hasil pemilu yang berjalan secara terbuka itu.

"Saat pemenang menerima hasil, begitu pula yang kalah," ujar Min Ung Hlaing.

Gemetar

Sejumlah warga memang antusias mengikuti pemilu ini. Di kawasan yang dipenuhi pendukung Suu Kyi, Kawhmu, sejumlah pemilih mengaku bahwa pemilu kali ini penting bagi nasib Myanmar di masa depan.

"Saya sangat antusias sekaligus khawatir saya melakukan kesalahan akibat tangan saya yang gemetar," ucap Kay Khine Soe, perempuan penjual ikan.

"Kalau saya berbuat kesalahan, suara saya bisa hilang," ucap perempuan berusia 37 tahun itu.

Untuk menguasai mayoritas suara, NLD perlu mendapatkan dua pertiga kursi yang direbutkan dalam pemilu.

Adapun USDP hanya perlu menguasai sepertiga kursi. Sebab, militer telah menguasai 25 persen kursi di parlemen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com