Demikian disampaikan oleh Badan Keselamatan Belanda dalam laporan tentang penyebab jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina timur pada 17 Juli 2014 yang menewaskan semua penumpang di pesawat yang berjumlah 298 orang.
Kepada para perwakilan keluarga korban yang berkumpul di Den Haag pada Selasa (13/10/2015), Badan Keselamatan Belanda menjelaskan bahwa keping peluru kendali darat ke udara, BUK, buatan Rusia, ditemukan di jasad kru.
Laporan tidak diharapkan untuk menegaskan siapa sebenarnya yang menembakkan peluru kendali.
Bersamaan dengan penyampaian laporan Belanda, Almaz-Antey, produsen peluru kendali Rusia, menggelar jumpa pers di Moskwa.
Direktur Almaz-Antey, Yan Novikov, mengatakan bahwa rudal yang ditembakkan ke pesawat dibuat sebelum tahun 1986 sehingga terlalu tua untuk digunakan oleh Rusia, sementara peluru kendali Rusia mempunyai daya simpan 25 tahun.
Pesawat jatuh di Ukraina timur saat berada dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Saat itu, perang sedang berkobar antara pasukan pemerintah dan kelompok separatis pro-Rusia.
Rusia sejak awal menepis terlibat dalam peristiwa itu, dan bersikukuh akan mengeluarkan laporan menurut versinya.
Di antara 298 orang yang ada di pesawat jenis Boeing 777 terdapat 193 warga negara Belanda, 43 warga Malaysia, 27 warga Australia, dan 12 warga Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.