Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran Kecam Pengkritiknya sebagai Pengecut

Kompas.com - 11/08/2014, 15:23 WIB
TEHERAN, KOMPAS.COM — Presiden Iran Hassan Rouhani, Senin (11/8/2014), menyampaikan kecaman keras terhadap para pengkritiknya terkait upayanya untuk berhubungan dengan Barat dan mencari kesepakatan soal nuklir. Rouhani menuduh mereka sebagai pengecut.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan secara langsung, Rouhani menyerang faksi-faksi garis keras di parlemen Iran, yang secara konsisten menentang dia sejak dia mulai menjabat setahun lalu, setelah sebuah kemenangan pemilu yang mengejutkan. "Beberapa dari mereka (pengkritik) meneriakkan slogan, tetapi mereka adalah pengecut dalam politik. Segera setelah kami bernegosiasi, mereka mulai gemetar. Pergilah ke neraka dan temukan tempat tinggal yang hangat (di sana)," katanya kepada lawan-lawannya.

Rouhani, seorang moderat yang selama masa jabatannya sejauh ini berfokus pada kebijakan ekonomi dan luar negeri ketimbang reformasi sosial, mengatakan, Iran harus melawan tiga fobia di luar negeri, yaitu Iranophobia, Islamophobia, dan Shiaphobia.

Namun, di dalam negeri, negara itu menghadapi "Ententephobia" dari mereka yang terus mencegah keterlibatan negara itu dengan dunia lain, terutama terkait program nuklir Iran yang sudah lama diperdebatkan. "Ententephobia merupakan sebuah kesalahan," kata Rouhani kepada para duta besar negara itu yang saat ini berada Teheran. "Kita ingin hubungan lebih erat dengan dunia lain, tetapi kita akan membela hak-hak kita dan kepentingan nasional kita," tambahnya.

Rouhani memulai masa jabatannya sebagai presiden dengan memulai kembali pembicaraan tentang nuklir dengan Barat, yang telah mandek di bawah pendahulunya, Mahmoud Ahmadinejad. Namun, kedua belah pihak hingga kini belum mencapai sebuah terobosan.

Sebuah kesepakatan sementara yang dilaksanakan pada Januari lalu gagal menghasilkan kesepakatan akhir hingga batas waktu pada 20 Juli. Pembicaraan dengan Inggris, Tiongkok, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman telah diperpanjang sampai 24 November.

Ukuran dan skala program pengayaan uranium Republik Islam itu tetap menjadi batu sandungan terbesar dalam upaya untuk mencapai kesepakatan jangka panjang. Proses pengayaan uranium dapat menghasilkan bahan bakar untuk reaktor. Iran mengatakan, mereka membutuhkan pengayaan itu untuk keperluan energi dalam negeri, tetapi juga untuk inti bom nuklir jika dimurnikan ke tingkat yang lebih tinggi. Iran selalu membantah bahwa negara itu sedang berupaya membuat bom atom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com