Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Televisi, Kerry Terang-terangan Minta Rusia Lebih Bertanggung Jawab soal #MH17

Kompas.com - 21/07/2014, 04:10 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, Minggu (20/7/2014), menuntut tanggung jawab lebih Rusia atas aksi milisi Ukraina pro-Moskwa yang diduga menembak jatuh pesawat penumpang Malaysia Airlines berkode penerbangan MH17 pada Kamis (17/7/2014). 

Kerry mengatakan Amerika Serikat memantau perpindahan pasokan dari Rusia ke Ukraina pada bulan lalu. Dalam konvoi tersebut terpantau keberadaan 150 kendaraan lapis baja, tank, dan peluncur roket, yang dialihkan ke kelompok milisi.

"Cukup jelas bahwa ini adalah sistem yang dipindahkan dari Rusia," kata Kerry dalam wawancara di CNN. Dia mengatakan Amerika Serikat juga menyadap percakapan tentang pengalihan peralatan rudal bersistem radar SA-11 dari Rusia ke milisi Ukraina pro-Moskwa. Rudal ini diduga sebagai senjata yang menjatuhkan pesawat penumpang milik Malaysia Airlines tersebut.

Sebelumnya, Moskwa menuding militer Ukraina adalah pelaku penembakan pesawat yang menewaskan 298 orang di dalamnya. Pernyataan Kerry ini mencerminkan kemarahan yang tumbuh di Washington atas Rusia terkait tragedi ini.

Dalam wawancara terpisah dengan NBC, Kerry meminta Moskwa untuk mengambil langkah yang bertanggung jawab terkait aksi kelompok milisi di perbatasan timur Ukraina itu, termasuk pemberian akses ke lokasi jatuhnya pesawat.

"Separatis ini dikendalikan," kata Kerry dalam wawancara dengan NBC. "Dan jelas bahwa Rusia mendukung separatis, (dengan) pasokan bagi separatis juga mendorong separatis melatih diri, dan Rusia melangkah untuk membuat perbedaan di sini," papar Kerry.

Pada Sabtu (19/7/2014), Kerry menelepon counterpart-nya di Rusia, Sergei Lavrov, dan menyatakan kemarahan atas kekacauan sesudah kecelakaan itu. Dia mengatakan para penyidik asing hanya mendapatkan akses terbagtas ke lokasi kecelakaan, yakni 75 menit pada Jumat (18/7/2014) dan Sabtu, padahal Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berjanji memberikan akses.

"Separatis yang mabuk, menumpuk mayat ke truk dan memindahkan mereka dari lokasi," kecam Kerry kepada NBC. "Apa yang terjadi benar-benar aneh, bertentangan dengan segala sesuatu yang Presiden Putin dan Rusia katakan akan mereka lakukan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com