Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Amerika Menghapus Paranoia terhadap Muslim...

Kompas.com - 16/04/2014, 12:31 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Inilah satu potong cerita sikap paranoid terhadap Muslim di Amerika. Bukan lagi dari orang per orang, melainkan sudah dalam program kerja sebuah insitusi negara. Kepolisian New York (NYPD), Selasa (15/4/2014), mengumumkan telah menonaktifkan satuan khusus dan rahasia yang dibentuk untuk memantau komunitas Muslim di kota itu.

Dibentuk pada 2003, satuan berpakaian preman ini bertugas menguping percakapan dan membangun file rinci tentang lokasi para Muslim makan, berdoa, dan berbelanja.

The New York Times edisi 15 April 2014 berpendapat, pernyataan dari divisi kepolisian terbesar di Amerika tersebut menjadi pertanda pertama bahwa komisaris baru NYPD, William J Bratton, mengakhiri program pemantauan kontroversial dari praktik intelijen yang dikembangkan pendahulunya seusai serangan 11 September 2001.

Selama ini, praktik yang dijalankan NYPD telah menjadi subyek dua gugatan di pengadilan federal, mengundang kecaman dari para pegiat hak sipil, dan bahkan pejabat senior di Biro Investigasi Federal (FBI) menyebut taktik tersebut telah menabur ketidakpercayaan bagi penegakan hukum di komunitas Muslim.

Dikenali dari tatapan

Bagi banyak Muslim di New York, tim khusus yang dikenal sebagai Unit Demografi ini dikenali dari cara mereka melihat Muslim dengan penuh kecurigaan. Para anggota polisi ini memetakan masyarakat di dalam kota ataupun luar kota New York, melacak di mana orang-orang dengan pakaian Islami makan, sekaligus mendokumentasikan percakapan makan siang orang-orang itu.

"Satuan Demografi menciptakan perang psikologis dalam masyarakat," kata Linda Sarsour dari Asosiasi Arab-Amerika di New York. Dokumen-dokumen milik unit tersebut, ujar dia, dengan jelas mencantumkan kehidupan para Muslim.

"Ada kafe tempat saya makan, lokasi tempat saya berdoa dan membeli bahan makanan. Mereka bisa melihat seluruh hidup kami dalam peta itu, dan jiwa masyarakat benar-benar kacau," sebut Sarsour.

Perubahan pendekatan departemen ini terjadi setelah pemerintah federal mempertimbangkan dan mengevaluasi ulang beberapa kebijakan mereka sendiri terkait reaksi atas serangan 11 September 2001.

Unit Demografi merupakan gagasan agen badan intelijen Amerika (CIA), Lawrence Sanchez. Dia turun tangan langsung membidani unit ini meskipun gajinya masih dari CIA. Tujuan program tersebut menurut penggagas dan pelaksananya adalah untuk mengidentifikasi lokasi yang memungkinkan teroris berbaur di masyarakat.

Beranggotakan sekitar 12 orang, tim berpakaian preman ini mencari "hot spot" radikalisasi yang mereka duga dapat memberikan peringatan dini atas kegiatan atau rencana teroris. Pencarian mereka berbasis pada 28 turunan kepentingan.

Setelah menjalankan program tersebut selama bertahun-tahun, polisi mengaku bahwa tak pernah ada hasil yang signifikan. Semenjak Associated Press mengungkap praktik intelijen NYPD atas Muslim di New York, tuntutan untuk menutup program ini pun terus datang dari komunitas Muslim ataupun pegiat hak sipil.

Iktikad merekatkan retakan

Bratton dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa dia berniat menyembuhkan keretakan relasi antara polisi dan masyarakat minoritas yang terpinggirkan oleh beragam kebijakan. Pekan lalu, Bratton pun bertemu dengan para kritikus paling keras di NYPD.

"Ini kali kami bisa bertemu dan nyaman duduk bersama mereka," kata Ahmad Jaber, yang tahun lalu mengundurkan diri dari dewan penasihat Muslim di NYPD sebagai bentuk protes atas taktik pengawasan itu. "Ini rezim baru, dan mereka bersedia duduk bersama masyarakat, mendengarkan keprihatinan warga."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com