Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencapaian MEA, Thailand Bisa Berbagi Pasar dengan Indonesia

Kompas.com - 18/03/2014, 16:53 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pencapaian untuk menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 membuat Thailand bisa berbagi pasar dengan Indonesia. Meski, data dari pemerintah
Indonesia menunjukkan kalau Thailand mencatatkan pencapaian 81,1 persen atau selisih 4,1 persen lebih unggul ketimbang Indonesia. Pencapaian itu sendiri termasuk  infrastruktur, sumber daya manusia, dan perizinan.

Sementara itu, untuk industri elektronik, sebagaimana pemaparan Head of Product Marketing Residential AC LGE Indonesia Eddy Darmawan saat kunjungan ke pabrik pendingin  udara (AC) kategori residensial milik LG di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (18/3/2014), pabrik di Thailand dan Indonesia memasok pasar  yang berbeda. Walaupun, pasar itu sama-sama di kawasan regional Asia Tenggara dan Australia.

Menurut Eddy kemudian, untuk menjawab tantangan ekspor, pihaknya di Indonesia, membidik pasar Filipina, Singapura, dan Australia. "Sementara, Thailand menjadi pemasok  produk kami untuk Malaysia dan Vietnam,"tuturnya.

Eddy Darmawan menerangkan sesuai data dari GfK pasar AC residensial di Indonesia mencapai angka Rp 7 triliun  sepanjang 2013. Angka ini akan naik Rp 1 triliun hingga  2014 usai. "Jadi ada kenaikan target pasar hingga 15 persen," katanya.

Josephus Primus Seorang karyawan menuntaskan pekerjaan akhir perakitan mesin pendingin udara (AC) di pabrik LG kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (18/3/2014). Pabrik seluas 9.000 meter persegi ini menjadi pusat produksi AC untuk konsumen residensial atau konsumen pengguna AC berkapasitas di bawah 2PK. Investasi untuk pabrik ini senilai 8 juta dollar AS. Untuk sementara waktu, produksi AC residensial menyasar pasar domestik.
Sementara itu, lanjut Eddy, pihaknya bakal membidik 30 persen dari total pangsa pasar yakni Rp 2,4 triliun. "Makanya, kami mengharapkan bisa mendapatkan penjualan  hingga Rp 200 miliar per bulan," tuturnya.

Catatan GfK juga menunjukkan kalau selama tujuh tahun berturut-turut sejak 2006, LG menjadi nomor satu dalam bisnis AC di Tanah Air. Sepanjang 2013, misalnya, LG  mencatatkan penguasaan pasar 25,5 persen. Pertumbuhan pasar AC pada 2013 tersebut mencapai Rp 772 miliar atau setara dengan kenaikan 13,6 persen. Sementara, pada  periode sama, pertumbuhan bisnis AC LG berada di angka Rp 214 miliar atau setara dengan kenaikan 14,8 persen.

Lantaran pasar AC residensial terbilang sensitif harga, LG mengupayakan langkah efisiensi untuk menekan biaya produksi. Salah satunya dengan memperbanyak kandungan  lokal hingga 70 persen. Sisanya, termasuk komponen kondensor dan kompresor memang masih harus dibeli dari luar Indonesia. Dengan cara itu, varian AC residensial mulai  dari 1/2 PK, 3/4 PK, dan 1 PK bisa dilepas ke pasar dalam kisaran harga antara Rp 2,5 juta hingga Rp 2,7 juta per unitnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com