Lee Kang-kuk (43) baru memiliki 43 jam menerbangkan Boeing 777 meski dia adalah pilot berpengalaman dengan 9.000 jam terbang.
"Lee memang masih menjalani latihan menerbangkan Boeing 777. Namun, dia didampingi pelatih berpengalaman yang menjadi kopilotnya," ujar seorang Juru Bicara Asiana Airlines kepada AFP.
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan butuh waktu beberapa bulan untuk memastikan penyebab kecelakaan itu meski dalam penyelidikan awal menunjukkan ekor pesawat menghantam tembok penahan gelombang laut di ujung landasan.
"Kami belum bisa memastikan apalah kecelakaan ini disebabkan kesalahan pilot. Kesalahan pilot bisa dipastikan setelah semua data terkait kecelakaan dikumpulkan dan dianalisis," kata Kepala Biro Kebijakan Penerbangan Korea Selatan, Choi Jeong-ho.
Choi menambahkan, Asiana Airlines mengikuti semua peraturan internasional terkait pelatihan pilot-pilotnya.
Sebelumnya, manajemen Asiana menjelaskan, pesawat yang jatuh itu dibeli pada 2006 dan sudah menjalani perawatan kebocoran oli mesin pada bulan lalu.
Namun, CEO Asiana Airlines, Yoon Young-doo, pada Minggu (7/7/2013), membantah kemungkinan kerusakan mesin sebagai biang musibah yang menewaskan dua orang penumpang itu.
Kecelakaan di San Francisco itu merupakan insiden fatal pertama Asiana Airlines sejak Juni 1993 ketika sebuah Boeing 737 milik maskapai ini menabrak sebuah gunung di Korea Selatan dan menewaskan 68 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.