Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Kirim Kapal Perang Ke Kuba, untuk Apa?

Kompas.com - 15/06/2024, 10:10 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Admiral Gorshkov: Berperan sebagai kapal utama dalam konvoi tersebut. Kapal fregat ini merupakan kapal perang yang ringan untuk dikemudikan dan dapat dengan mudah bermanuver. Kapal ini merupakan salah satu model kapal angkatan laut Rusia yang paling modern. Tak hanya mampu melakukan serangan rudal jarak jauh dan peperangan anti kapal selam, kapal ini juga sangat sulit dideteksi radar karena menggunakan teknologi siluman.

Kapal itu kemudian dilengkapi rudal hipersonik Zircon yang menurut Putin dapat terbang sembilan kali lebih cepat daripada kecepatan suara pada jarak lebih dari 1.000 km. Selain itu, kapal ini turut membawa rudal jelajah Kalibr dan Oniks.

Kazan: Kapal ini merupakan kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi oleh reaktor nuklir. Kapal ini juga diyakini memiliki rudal dari keluarga Kalibr dan Oniks.

Pashin: Kapal ini berperan sebagai kapal tanker minyak dan kapal tunda penyelamat.

Nikolai Chiker: Kapal ini digunakan dalam konvoi sebagai kapal pendukung.

Bagaimanakah Respon AS?

Para pejabat AS sama sekali tak menganggap kehadiran kapal-kapal itu sebagai sebuah ancaman. Mereka berpendapat bahwa unjuk kekuatan tersebut hanyalah bagian dari persinggahan pelabuhan yang memang biasa dilakukan oleh Rusia dan Kuba.

“Tentu saja kami menanggapinya dengan serius, tetapi latihan ini tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat,” kata Pentagon.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, berkata kepada wartawan pada hari Rabu bahwa latihan angkatan laut semacam itu merupakan acara rutin. Selain itu, tak ada tanda-tanda Moskwa mengirim rudal ke Havana.

“Kami telah melihat hal semacam ini sebelumnya, dan kami berharap untuk melihat hal seperti ini lagi, dan saya tidak akan menganggapnya memiliki motif tertentu,” kata Sullivan seraya berkata bahwa AS tetap akan waspada.

AS sebelumnya juga telah mengerahkan kapal dan pesawat guna memantau pergerakan kapal-kapal Rusia itu bahkan sebelum mereka tiba di Kuba. Berdasarkan pengamatan tersebut, tidak ditemukan adanya senjata nuklir di dalamnya. Selain itu, armada Rusia tersebut juga tampak bertahan di perairan internasional sepanjang pergerakan.

Apa Kata Pihak Kuba dan Rusia?

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Selasa lalu bahwa armada mereka telah melakukan latihan sebelumnya di Atlantik ketika sedang dalam perjalanan menuju Kuba. Para awak kapal berlatih menggunakan rudal berpresisi tinggi dengan bantuan simulasi target oleh komputer yang terletak pada jarak lebih dari 600 km.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Kuba telah menekankan sebelum kedatangan armada Rusia tersebut bahwa tak akan ada satu pun kapal Rusia yang membawa senjata nuklir. Tak hanya itu, mereka juga menjelaskan bahwa kehadiran armada Rusia “tidak mewakili ancaman bagi kawasan tersebut.”

“Kunjungan oleh unit angkatan laut dari negara lain merupakan praktek historis pemerintah revolusioner dengan negara-negara yang memelihara hubungan persahabatan dan kolaborasi,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Apakah Ini Pengulangan dari Peristiwa Tahun 1962?

Rusia dan Kuba telah lama bersatu dalam upaya menentang AS. Selama Perang Dingin, keduanya bahkan menjalin hubungan yang lebih erat daripada sebelum-sebelumnya. Saat itu, Uni Soviet berteman dengan Kuba karena memiliki ideologi yang sama.

Hubungan baik keduanya juga tampak dari banyaknya dukungan yang diberikan Moskwa kepada Havana di periode itu, yang mencakup uang, peralatan militer, hingga pelatihan angkatan laut. Karena itu, kekuatan militer Kuba pun mengalami peningkatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com