Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Pembatasan Terbaru Biden terhadap Para Pencari Suaka

Kompas.com - 07/06/2024, 09:41 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Orang-orang yang dianggap “sangat rentan” juga akan tetap diizinkan untuk tinggal di AS guna mencari bentuk perlindungan kemanusiaan lainnya, menurut Gedung Putih.

Perintah tersebut juga turut mengecualikan anak-anak di bawah umur tanpa pendampingan, korban perdagangan manusia, atau mereka yang memiliki janji temu untuk mengajukan klaim suaka melalui aplikasi CBP One.

Kapan Perintah Tersebut Mulai Berlaku?

Perintah tersebut sudah berlaku sejak tanggal 5 Juni 2024. Namun, dampak nyata di lapangan baru akan tampak bergantung dengan jumlah penyeberang dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

Penangguhan akan berlaku segera ketika Departemen Keamanan Dalam Negeri menentukan bahwa kasus penangkapan di perbatasan AS-Meksiko telah melebihi rata-rata 2.500 setiap harinya selama seminggu.

Penangkapan harian di perbatasan itu sendiri jumlahnya berkisar 3.700 kasus per hari pada bulan Mei. Terakhir kali jumlah penangkapan mengalami penurunan hingga di bawah 2.500 adalah pada bulan Januari 2021. Melihat tingkat penangkapan saat ini, tampaknya perintah terbaru akan segera berlaku mulai minggu depan.

Apa Artinya bagi Para Imigran dan Pencari Suaka?

Menurut kelompok hak asasi manusia, keputusan Biden dapat menimbulkan beberapa dampak lanjutan. Pertama dan yang paling krusial, mereka memperingatkan bahwa perintah eksekutif tersebut beresiko menolak suaka bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.

Mereka juga khawatir bahwa pembatasan tersebut justru akan mendorong para imigran dan pencari suaka untuk mengambil rute yang lebih berbahaya guna menghindari petugas perbatasan.

Ada pula kekhawatiran bahwa penjadwalan janji temu suaka melalui aplikasi CBP One akan semakin terhambat. Hal tersebut akan memaksa orang-orang untuk menunggu dalam kondisi berbahaya di seberang perbatasan.

Kekhawatiran lain datang dari para pendukung imigrasi yang takut jikalau para penyeberang ilegal akan dikenakan hukuman seperti yang berlaku di bawah Title 8.

Pada Mei tahun lalu, pemerintahan Biden mengakhiri penggunaan Title 42, yang memberikan izin kepada pejabat untuk mengusir orang-orang yang ditahan di perbatasan tanpa mengizinkan mereka untuk mencari suaka terlebih dahulu. Meski begitu, mereka yang diusir dapat kembali mencoba mencari suaka di AS di masa mendatang.

Sejak Title 42 tak lagi digunakan, pemerintah pun beralih ke Title 8 yang mencakup prosedur deportasi formal. Di bawah wewenang itu, imigran dan pencari suaka yang dideportasi dapat menghadapi larangan masuk kembali ke AS selama lima tahun mendatang. Jika mencoba kembali setelah dideportasi, maka dapat mengakibatkan hukuman pidana.

Sejauh ini, pemerintah baru sebatas menegaskan bahwa mereka akan secara aktif mendeportasi mereka yang tidak memenuhi standar “ketakutan yang kredibel” yang digunakan untuk mengevaluasi klaim suaka. Di sisi lain, beberapa pejabat ada yang melaporkan kepada Associated Press bahwa saat ini tidak ada dana yang memadai untuk meningkatkan deportasi.

Pengacara ACLU juga berjanji akan menentang kebijakan baru ini di pengadilan, sama seperti yang mereka lakukan terhadap kebijakan serupa yang diberlakukan saat pemerintahan Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com