Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Kompas.com - 03/05/2024, 16:27 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

 

Untuk mengatasi kekurangan amunisi artileri, Ukraina kini berupaya untuk mencoba memproduksi amunisi artileri sendiri. Meski begitu, butuh waktu untuk benar-benar memastikan produksinya berjalan dengan lancar.

Pesawat Tanpa Awak atau Drone

Pesawat tanpa awak atau drone merupakan teknologi yang terhitung masih cukup baru. Namun, teknologi ini berperan krusial dalam perang Rusia-Ukraina.

Drone pada dasarnya memiliki banyak variasi, mulai dari drone kecil yang tersedia secara komersial, hingga drone militer yang besar dan lebih canggih yang dapat digunakan untuk mengintai atau menyerang.

Baca juga: Serangan Rudal Rusia Lukai 13 Orang di Odessa Ukraina

Berbeda dengan artileri yang didominasi oleh Rusia, dalam perihal drone, Ukraina masih mampu menyaingi Rusia.

Ukraina memiliki industri drone sendiri yang dinilai cukup kuat. Menurut Kementerian Industri Strategisnya, industri drone Ukraina dapat memproduksi hingga dua juta drone pada akhir tahun ini.

Beberapa drone yang diproduksi Ukraina memiliki keunggulan seperti jarak tempuh sampai dengan ratusan mil. Baru-baru ini, drone Ukraina digunakan untuk menargetkan fasilitas produksi minyak yang letaknya jauh di dalam wilayah Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, sekutu-sekutu Ukraina berencana akan memasok satu juta drone lagi ke Ukraina di tahun ini.

Meski begitu, akhir-akhir ini dilaporkan bahwa Ukraina telah kehilangan 10.000 drone tiap bulannya. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya drone yang diterbangkan dalam misi serangan satu arah. Banyak drone lainnya yang dijatuhkan oleh pertahanan udara Rusia.

Di Rusia, drone pada awalnya banyak didapatkan dari sekutunya, Iran. Sekarang, Rusia juga sudah memiliki pabrik dronenya sendiri. Bahkan, mereka mampu memproduksi 400 sampai dengan 500 drone tipe Shahed tiap bulan.

Sebenarnya tidak ada laporan pasti terkait produksi drone Rusia secara keseluruhan. Namun, laporan dari medan perang menyatakan bahwa Rusia setidaknya telah mencapai kesetaraan dengan Ukraina dalam hal kualitas dan kuantitas drone.

Pertahanan Udara, Misil, dan Bom

Rusia seringkali meluncurkan serangan udara ke Ukraina dengan menggunakan misil dan bom. Karena itu, pertahanan udara Ukraina difungsikan untuk mendeteksi serangan udara Rusia dan menjatuhkannya sebelum sampai sasaran.

Dalam bidang pertahanan udara, yang unggul adalah AS selaku pemasok Ukraina. AS memiliki teknologi pertahanan udara tercanggih yang disebut Patriot. Sistem ini sangat efektif melawan rudal jelajah dan balistik Rusia.

Masalahnya, Ukraina hanya memiliki tiga baterai Patriot yang amunisinya sudah sangat terkuras karena adanya penundaan dalam pengiriman bantuan dari AS. Sebenarnya, Ukraina juga memiliki sistem pertahanan udara dari negara-negara lain seperti Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Swedia. Namun, tetap saja Patriot AS yang paling unggul.

Selain sistem, Ukraina pada musim panas ini juga akan menerima pesawat F-16 pertamanya. Pesawat ini akan digunakan untuk menargetkan pesawat pengebom Rusia.

Dalam perihal bom, Rusia memiliki bom luncur yang paling efektif untuk menargetkan pasukan Ukraina. Selain bom, Rusia juga unggul dalam persediaan rudal.

Sejak awal perang, Rusia telah meningkatkan produksi rudal balistik Iskander-M dari yang biasanya 7 unit per bulan menjadi 30 unit per bulan. Rusia juga meningkatkan produksi rudal jelajah Kh-101 dari 13-30 unit per bulan menjadi 100-115 unit per bulan.

Persediaan rudal Rusia makin maju setelah Rusia membeli rudal balistik jarak pendek Fareh-110 dan Zolfaghar dari Iran.

Pusat Studi Strategis dan Internasional mengatakan, “Rusia tidak akan kehabisan rudal.” Untuk itu, penting agar Ukraina menjaga persedian pertahanan udaranya.

Personel Militer

Peralatan perang tidak ada gunanya jika tidak ada pasukan yang mengoperasikannya. Di pihak Rusia, sekitar 315.000 tentara dikabarkan telah tewas atau terluka. Meski begitu, Rusia sudah berhasil meningkatkan jumlah pasukannya sejak awal perang.

Dilaporkan bahwa dalam setahun terakhir, Rusia telah menambah jumlah pasukan di garis depan di Ukraina dari yang tadinya 360.000 menjadi 470.000 tentara. Intelijen Inggris melaporkan bahwa Rusia secara rutin merekrut 30.000 orang tambahan tiap bulan.

Di Ukraina, terdapat 600.000 tentara aktif dan hanya 200.000 di antaranya yang dikerahkan di garis depan. Kebanyakan dari mereka juga sudah berada di garis tersebut sejak awal perang.

Sama seperti Rusia, banyak unit di Ukraina juga melaporkan telah kehilangan banyak pasukannya. Hal itu menyebabkan krisis pasukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com