Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahulu Negara Kaya, Mengapa Haiti Kini Sulit Berkembang?

Kompas.com - 05/03/2024, 06:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

AS keluar dari Haiti tetapi masalah tidak selesai. Setelah AS mundur, Haiti justru mengalami ketidakstabilan pemerintahan yang mencapai puncaknya tahun 1957 saat berdirinya rezim otoriter di bawah François Duvalier dan putranya, Jean-Claude.

Selama 29 tahun mereka menjabat, pemerintahan Haiti dilanda korupsi yang menguras kas negara dan pelanggaran hak asasi manusia yang menyebabkan sekitar 30 ribu orang tewas atau hilang. Tahun 1986, protes massal dan tekanan internasional memaksa Duvalier muda melarikan diri dari negara itu dengan maksud memberi jalan bagi demokrasi.

Kaburnya Duvalier tidak menyelesaikan masalah dan ketidakstabilan politik di Haiti terus berlanjut. Jean-Bertrand Aristide, presiden pertama Haiti yang terpilih secara demokratis, dua kali digulingkan dalam kudeta pada tahun 1991 dan 2004.

Dua kejadian itu memicu intervensi militer AS yang didukung PBB. Pada tahun 2004, PBB meluncurkan Misi Stabilisasi di Haiti yang dipimpin Brasil dengan tujuan mengembalikan ketertiban setelah jatuhnya pemerintahan Aristide.

Pada tahun 2011, terpilihnya Michel Martelly sebagai presiden diselimuti oleh adanya tuduhan campur tangan AS. Martelly kemudian mengundurkan diri setelah dua kali menunda pemilihan presiden dan memerintah melalui dekrit selama lebih dari setahun.

Tahun 2016, Haiti mengalami kekosongan politik ketika tuduhan penipuan terhadap penerus Martelly, Jovenel Moïse, berakibat pada penundaan pelantikan resmi Moïse hingga awal tahun 2017.

Ketika Moïse akhirnya naik ke kursi kepresidenan, politik Haiti masih juga buruk. Sepanjang masa jabatannya, banyak warga yang menuntutnya untuk mundur karena beberapa isu seperti kenaikan harga bahan bakar dan penghapusan subsidi pemerintah, tuduhan korupsi, krisis ekonomi, dan perselisihan tentang legitimasi pemerintahannya.

Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Moïse mencapai puncaknya pada Juli 2021 ketika Moïse tewas terbunuh. Setelah tragedi pembunuhan Moïse, Ariel Henry, perdana menteri Haiti yang baru dilantik beberapa hari sebelum pembunuhan Moïse ditunjuk untuk menjadi presiden pengganti sementara Haiti. Sejak itu, Henry menjadi tersangka pembunuhan Moïse setelah jaksa agung Haiti mengeklaim bahwa Henry telah berkomunikasi dengan tersangka kunci pembunuhan Moïse.

Henry kini masih menjadi presiden pengganti sementara Haiti karena pemerintah belum juga mengadakan pemilihan presiden kembali hingga saat ini. Penundaan pemilihan presiden inilah yang kemudian mendorong krisis yang lebih hebat di Haiti.

Warga Haiti kini sangat menderita karena tingkat kemiskinan yang makin parah dan kekerasan oleh kelompok-kelompok kriminal beberapa tahun terakhir. Warga Haiti juga berbondong-bondong mengajukan protes kepada pemerintah untuk menurunkan Henry dan melakukan pemilihan presiden lagi.

 Rawan Bencana Alam

Haiti terletak tepat di garis patahan geologis dan rentan terhadap badai. Hal ini menyebabkan Haiti menjadi negara dengan bencana alam terbanyak di Karibia.

Adanya deforestasi juga membuat Haiti rentan terhadap banjir dan tanah longsor. Haiti juga rentan terhadap angin topan, badai tropis, dan gempa bumi.

Gempa bumi besar di dekat ibu kota Haiti tahun 2010, contohnya. Sekitar 220.000 warga Haiti tewas dan 1,5 juta orang lainnya terpaksa mengungsi. Haiti juga terpaksa mengeluarkan biaya sebesar 8 miliar dollar untuk biaya rekonstruksi. Angka ini sendiri sudah melampaui PDB tahunan negara tersebut.

Antara tahun 2015 dan 2017, kekeringan di Haiti menyebabkan hilangnya panen sebesar 70 persen. Pada tahun 2016, Badai Matthew menghancurkan perumahan, peternakan, dan infrastruktur Haiti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com