Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pelarian Orang Yahudi Iran via Pakistan

Kompas.com - 30/01/2024, 12:50 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Mengapa Mossad harus menyelundupkan ribuan orang Yahudi Iran ke Pakistan, sebuah negara yang sangat memusuhi Israel dan tidak memiliki komunitas Yahudi? Secara teori, Mossad bisa saja menyelundupkan orang Yahudi Iran ke perbatasan dengan Turki. Turki memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan punya komunitas Yahudi.

Menurut Javedanfar, kemungkinan besar alasannya dipengaruhi faktor geografi dan lokasi Turki di perbatasan dengan Iran. Secara historis, perbatasan barat Iran dengan Turki dan Irak serta perbatasan utaranya dengan Uni Soviet dan negara-negara pecahan Soviet jauh lebih penting bagi para pemimpin dan perencana militer Irang dibandingkan perbatasan Iran di timur dengan Pakistan dan Afghanistan.  Hal ini disebabkan oleh pentingnya negara-negara tetangga di sebelah barat dan utara secara ekonomi, politik, dan militer, sementara negara-negara di sebelah timur relatif lebih miskin.

Provinsi-provinsi di bagian barat dan utara Iran relatif lebih kaya dalam hal sumber daya ekonomi dan pertanian dibandingkan Provinsi Sistan dan Baluchistan, yang berbatasan dengan Pakistan. Provinsi itu sebagian besar berupa gurun dan memiliki sumber daya yang sangat terbatas. 

Dampaknya, Iran mendedikasikan sumber daya yang jauh lebih sedikit untuk mengamankan perbatasannya dengan Pakistan. Hal itulah yang membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik untuk operasi penyelundupan orang-orang Yahudi Iran.

Saat itu Pakistan sangat anti-Israel, pandangan antisemit tersebar luas di kalangan masyarakatnya. Mengapa, dari awal tahun 1980-an hingga akhir operasi penyelundupan itu tahun 1997, pemerintah Pakistan setuju untuk menampung ribuan orang Yahudi Iran?

Javedanfar mengemukakan, jawabannya yang mungkin adalah dukungan AS. Kemungkinan besar, setelah warga Yahudi Iran tiba di sisi perbatasan Pakistan, badan amal Yahudi dan lembaga bantuan pengungsi lainnya yang disponsori AS bertanggung jawab menyediakan perumahan dan membantu mereka, hingga kasus mereka diproses.

Sementara itu, tindakan Pakistan tidak berdampak pada hubungannya dengan Iran. Prioritas hubungan Iran-Pakistan berorientasi keamanan. Di matan Iran, hal itu jauh lebih penting dibandingkan urusan Pakistan menampung warga Yahudi Iran. Pakistan tidak mengembalikan satu orang Yahudi Iran pun yang melarikan diri melintasi perbatasan.

Komunitas Yahudi Iran Saat Ini

Walau banyak yang telah meninggalkan Iran, saat ini masih ada sekitar 12.000 hingga 15.000 orang Yahudi di negara itu. Mereka merupakan minoritas kecil di negara berpenduduk 80 juta orang. Namun, Iran adalah rumah bagi populasi Yahudi terbesar di Timur Tengah di luar Israel.

Orang-orang Yahudi Iran merasa bahwa mereka diterima di negara itu.

"Kami memiliki semua fasilitas yang kami butuhkan untuk ritual kami, dan kami dapat mengucapkan doa dengan sangat bebas. Kami tidak pernah mengalami masalah,” kata Nejat Golshirazi, rabbi berusia 60 tahun, di sebuah sinagoge di Tehran tahun 2018. "Anda sendiri melihat bahwa kami bahkan tidak memiliki penjaga keamanan di sini (sinagoga)," lanjut dia.

Menurut Nejat Golshirazi dan anggota senior komunitas Yahudi Iran lainnya, mereka menikmati hubungan baik dengan pemerintah teokratis garis keras Iran, meskipun ada persepsi di luar negeri bahwa penguasa Iran mungkin akan memperlakukan mereka secara kasar.

“Mayoritas Muslim di Iran telah menerima kami,” kata Homayoun Sameyah Najafabadi, 53, yang pernah menjabat sebagai Elghanian, ketua Komite Yahudi Teheran.

“Kami dihormati dan dipercaya atas keahlian kami dan transaksi yang adil dalam bisnis, dan kami tidak pernah merasa terancam,” kata dia.

Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para ahli yakin orang Yahudi di Iran menghadapi diskriminasi. Najafabadi, ketua komite, mengakui bahwa dalam beberapa kasus, orang Yahudi Iran kesulitan mendapatkan akses ke sekolah terbaik dibandingkan rekan-rekan Muslim mereka.

Dalam kasus lain, perlakuan terhadap orang Yahudi berakhir dengan kekerasan brutal. Tahun 1998, Ruhollah Kadkhodah Zadeh, seorang pengusaha Yahudi di Iran, digantung oleh pihak berwenang setelah dituduh membantu orang Yahudi Iran beremigrasi. Dua tahun kemudian, 10 orang Yahudi di kota Shiraz dipenjarakan setelah dituduh menjadi mata-mata Israel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com