Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib 5,9 Juta Pengungsi Palestina di Timur Tengah?

Kompas.com - 19/01/2024, 18:00 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Situasi kemanusiaan di Tepi Barat tidak begitu parah, tetapi pengungsi Palestina tetap menghadapi berbagai tantangan, seperti penutupan dan pembatasan pergerakan yang diberlakukan Israel serta kekerasan terkait konflik. Pos pemeriksaan dan ketidakpastian akses mendapatkan izin memasuki dan bekerja di Israel mencegah banyak orang untuk mengakses pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan, dan dapat berdampak serius pada kesehatan mental mereka.

Pasukan keamanan Israel sering menggerebek kamp pengungsi di Tepi Barat, rata-rata 14 kali seminggu pada Oktober 2022. Pasukan Israel menggunakan gas air mata, merusak properti, dan mengganggu penduduk. Warga Palestina terus diusir dari rumah mereka di Tepi Barat.

Tahun 2022, sebanyak 953 bagunan milik orang Palestina dihancurkan atau disita di Tepi Barat. Itu merupakan jumlah terbanyak sejak 2016. Sebanyak 1.031 orang menjadi terlantar akibat hal itu.

Pengungsi di Negara Arab Lainnya

Pengungsi Palestina juga tersebar di sejumlah negara Arab lainnya, termasuk Mesir, Irak, Kuwait, dan negara-negara Teluk. Meski jumlahnya bervariasi, keberadaan mereka di negara-negara itu memiliki tantangan tersendiri.

Kondisi pengungsi Palestina di Mesir paling tidak pasti. Mereka hidup dalam ketidakpastian hukum. Mesir bukan negara yang masuk dalam daftar UNRWA. Karena itu pengungsi Palestina di sana tidak mendapat bantuan UNRWA. Mereka hidup tanpa status hukum dan tak punya akses ke layanan sosial dasar. Data statistik pengungsi Palestina di Mesier bervariasi antara 70.000 dan 134.000 orang," kata dia.

Di Irak, pengungsi Palestina pernah diterima dan diberi hak yang hampir sama dengan warga Irak. Namun, sejak invasi AS tahun 2003 dan kekerasan yang menyusul setelahnya, mereka sering kali menjadi target diskriminasi dan serangan, yang menyebabkan banyak pengungsi Palestina melarikan diri dari Irak ke negara-negara lain atau kembali ke kamp-kamp di Yordania dan Lebanon (Mohammed Al-Khudary, "Palestinians in Iraq", 2008).

Negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, menjadi rumah bagi komunitas pengungsi Palestina yang cukup besar. Namun, dalam banyak kasus, pengungsi Palestina di sini hidup sebagai pekerja asing dengan sedikit atau tanpa hak politik, dan status mereka dapat menjadi sangat tidak pasti jika ada perubahan dalam kebijakan tenaga kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com