Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik Palestina dan Israel

Kompas.com - 24/10/2023, 23:58 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

GAZA, KOMPAS.com - Kelompok Palestina, Hamas, melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober, dengan ratusan pasukan bersenjata menyusup ke lingkungan warga sipil yang tinggal di dekat Jalur Gaza.

Sedikitnya 1.400 warga Israel meninggal dunia, sementara militer Israel mencatat 203 tentara dan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dibawa ke Gaza sebagai sandera.

Lebih dari 5.000 warga Palestina di Gaza tewas terbunuh akibat serangan udara dan artileri yang dilakukan Israel, sebagai balasan dari serangan Hamas sebelumnya.

Baca juga: Siapa Hamas dan Mengapa Menyerang Israel?

Pasukan Israel kini berkumpul di sepanjang perbatasan Gaza dan warga Palestina bersiap menghadapi operasi darat besar-besaran yang akan dilancarkan Israel.

Pada saat yang sama, Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza, sehingga membuat pasokan makanan, bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnnya ke area tersebut dihentikan.

Konflik Israel dan Palestina baru-baru ini menjadi yang terbaru dari pertikaian antara kedua pihak yang telah terjadi selama tujuh dekade terakhir.

Sepanjang sejarah, wilayah tersebut telah dilanda serangkaian konflik bersenjata, termasuk beberapa perang yang menentukan dinamika hubungan Israel-Palestina.

Berikut ini adalah sejarah dan masalah utama konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.

Bagaimana konflik bermula?

Inggris menguasai wilayah yang dikenal sebagai Palestina setelah mengalahkan Kesultanan Ottoman, yang menguasai wilayah Timur Tengah dalam Perang Dunia Pertama.

Wilayah itu dihuni oleh minoritas Yahudi dan mayoritas Arab, serta kelompok etnis lainnya yang jumlahnya lebih sedikit.

Namun, ketegangan antara kedua etnis yang tinggal di wilayah itu meningkat, sehingga komunitas internasional memberi tugas kepada Inggris untuk mendirikan “rumah nasional” bagi orang Yahudi di Palestina.

Keputusan ini merujuk pada Deklarasi Balfour yang ditandatangani pada 1917, sebuah kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Inggris yang menjabat saat itu, Arthur Balfour, kepada komunitas Yahudi di Inggris.

Deklarasi ini diabadikan dalam mandat Inggris atas Palestina dan didukung oleh Liga Bangsa-Bangsa--organisasi cikal bakal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)--yang baru dibentuk pada 1922.

Bagi orang-orang Yahudi, Palestina adalah rumah bagi leluhur mereka, namun komunitas Arab di Palestina juga mengeklaim wilayah tersebut dan menentang klaim sepihak komunitas Yahudi di sana.

Baca juga: Sejarah Kenapa Gaza Diperebutkan Israel dan Palestina

BBC INDONESIA Palestina wilayah mandat Inggris.
Antara 1920-an hingga 1940-an, jumlah orang Yahudi yang tiba di Palestina terus bertambah. Banyak dari mereka melarikan diri dari persekusi yang mereka alami di Eropa, khususnya Holokos yang dilakukan Nazi di Jerman dan sekitarnya pada Perang Dunia Kedua.

Pertikaian antara komunitas Yahudi dan Arab, serta pemerintahan Inggris, juga meningkat.

Pada 1947, PBB melakukan pemungutan suara dan memutuskan membagi Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab, dan Yerusalem menjadi kota internasional.

Rencana ini diterima oleh para pemimpin Yahudi, namun ditolak oleh pemimpin Arab dan tak pernah diimplementasikan.

BBC INDONESIA Rencana PBB membagi Palestina.
Bagaimana dan mengapa Israel dibentuk?

Pada 1948, lantaran tak mampu menyelesaikan pertikaian antara komunitas Yahudi dan Arab di Palestina, Inggris menarik diri dan para pemimpin Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel.

Wilayah itu dimaksudkan sebagai tempat aman bagi komunitas Yahudi yang mengalami persekusi, juga sebagai kampung halaman bagi mereka.

Pertempuran antara Yahudi dan milisi Arab semakin intens selama berbulan-bulan. Sehari setelah Israel mendeklarasikan diri sebagai negara, lima negara Arab menyerang wilayah itu.

Tentara Legiun Arab menembaki pejuang Haganah, pasukan pertahanan Yahudi, pada Maret 1948GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Tentara Legiun Arab menembaki pejuang Haganah, pasukan pertahanan Yahudi, pada Maret 1948
Ratusan warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam apa yang mereka sebut sebagai Al Nakba, atau “bencana”.

Pada saat pertempuran berakhir dengan gencatan senjata pada tahun berikutnya, Israel menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com