Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Konflik Palestina dan Israel

Kompas.com - 24/10/2023, 23:58 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Namun, perpecahan segera muncul ketika pemimpin oposisi Israel saat itu, Benjamin Netanyahu, menyebut proses perdamaian Oslo sebagai ancaman bagi Israel.

Israel mempercepat proyek permukiman komunitas Yahudi di wilayah yang mereka duduki di Palestina.

Kelompok Palestina, Hamas, yang baru saja muncul saat itu, mengirim pelaku bom bunuh diri.

Suasana di Israel memburuk, dengan puncaknya pada momen pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin oleh seorang ekstrimis Yahudi pada 4 November 1995.

Pada 2000-an, upaya dilakukan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian--termasuk pada 2003 ketika peta jalan dirancang oleh negara-negara besar dangan tujuan akhir solusi dua negara, namun hal ini tak pernah terlaksana.

Upaya perdamaian akhirnya terhenti pada 2014, ketika perundingan antara Israel dan Palestina di Washington, AS, gagal.

Rencana perdamaian terbaru--yang disiapkan oleh AS ketika Donald Trump masih menjabat sebagai presiden--disebut sebagai “kesepakatan abad ini” oleh Perdana Menteri Netanyahu, namun ditolak oleh Palestina karena hanya sepihak dan tidak pernah dilaksanakan.

Baca juga: Kenapa Israel dan Amerika Serikat Berhubungan Baik?

Mengapa Israel dan Gaza sekarang berperang?

Gaza dikontrol oleh Hamas.

Hamas memenangi pemilu terakhir Palestina pada 2006, dan menguasai Gaza pada tahun berikutnya dengan menggulingkan rival mereka, kelompok Fatah dan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat.

Sejak saat itu, kelompok-kelompok di Gaza telah berperang beberapa kali dengan Israel, yang bersama dengan Mesir telah mempertahankan blokade parsial untuk mengisolasi Hamas dan mencoba menghentikan serangan, khususnya penembakan roket tanpa pandang bulu ke kota-kota Israel.

Warga Palestina di Gaza mengatakan, blokade yang dilakukan Israel dan serangan udara terhadap wilayah padat penduduk merupakan hukuman kolektif.

Tahun ini merupakan tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Mereka juga mengeluhkan blokade dan tindakan militer yang dilakukan di sana sebagai respons terhadap serangan mematikan terhadap warga Israel.

Ketegangan ini mungkin menjadi salah satu alasan serangan terbaru Hamas.

Namun, para milisi mungkin juga berusaha meningkatkan popularitas mereka di kalangan rakyat Palestina, termasuk dengan menggunakan sandera untuk menekan Israel agar membebaskan sekitar 4.500 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara mereka.

Siapa yang mendukung Israel dalam konflik terbaru, dan siapa yang mendukung Palestina?

AS, Uni Eropa dan negara-negara Barat mengecam serangan Hamas terhadap Israel.

AS, sekutu terdekat Israel, telah memberikan bantuan militer dan ekonomi senilai lebih dari 260 miliar dollar AS (Rp 4,11 kuadriliun) kepada Israel dan menjanjikan peralatan tambahan, rudal pertahanan udara, bom dan amunisi.

AS juga telah mengerahkan dua kapal induk ke perairan Mediterania timur untuk menghalangi musuh-musuh Israel, khususnya Gerakan Hezbollah di Libanon, membuka front kedua perang itu.

Rusia dan China sama-sama menolak mengecam Hamas, dan mengatakan mereka tetap menjaga kontak dengan kedua pihak yang berkonflik.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyalahkan kebijakan AS atas tidak adanya perdamaian di Timur Tengah.

Iran, musuh bebuyutan Israel, adalah pendukung utama Hamas, seperti halnya Hezbollah, yang milisinya terus bertikai dengan pasukan Israel hampir setiap hari sejak serangan Hamas terhadap Israel.

Sejumlah pertanyaan tentang peran Iran dalam serangan Hamas mengemuka, setelah ada laporan mengatakan bahwa mereka memberikan lampu hijau beberapa hari sebelum Hamas melakukan serangan. Namun Iran membantah keterlibatannya.

Baca juga: Kenapa Israel Belum Duduki Tepi Barat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com