Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2022, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Gajah perang menjadi senjata besar andalan di medan tempur sebelum munculnya tank atau artileri militer canggih lainnya.

Ukurannya yang besar dikisahkan kerap membuat ciut nyali lawan, terutama bagi yang belum pernah berhadapan dengan hewan mamalia tersebut.

Apalagi ditambah baju besi yang dikenakannya dan pengemudi yang mengendalikannya atau pemanah yang diangkutnya, gajah perang termasuk senjata yang mematikan.

Baca juga: Sejarah Perang Irak vs Amerika: Awal Invasi, Tewasnya Saddam Hussein, hingga Pertempuran Lawan ISIS

Kulitnya juga tebal dan sulit ditembus, sehingga gajah perang sangat berbeda dengan kuda kavaleri dan hewan-hewan lain yang biasa digunakan untuk mengangkut perbekalan dalam jarak yang sangat jauh.

Melansir 9news.com.au, gajah perang sering kali berukuran tiga meter hingga berat empat ton

Saking tangguhnya, gajah perang pun beberapa kali ikut serta dalam perang-perang besar di dunia dan berkontribusi besar memenangi pertempuran.

Perang-perang yang melibatkan gajah

9news melaporkan, kali pertama gajah perang dicatat kiprahnya oleh sejarawan adalah pada 330 SM, ketika pertempuran Gaugamela antara pasukan Alexander Agung dan Raja Darius III dari dinasti Achaemenid Persia.

Kemudian dikutip dari History of Yesterday, peristiwa paling terkenal yang melibatkan gajah perang adalah pada 218 SM, ketika jenderal Kartago Hannibal melintasi Pegunungan Alpen dan menyerbu Romawi Italia.

Ada juga ketika pasukan Raja Abrahah menyerang Mekkah dengan pasukan gajah, yang kemudian dihujani batu oleh burung-burung ababil.

Raja dari Yaman itu berniat menyerang Kakbah dengan pasukan gajah dan 60.000 tentaranya

Peristiwa itu tercantum dalam Al Quran surat Al Fiil yang berarti gajah, dan masa ketika serangan terjadi disebut Tahun Gajah yang juga waktu saat Nabi Muhammad lahir.

"Gajah benar-benar akan bertarung dalam situasi medan perang," terang Bret C Devereaux, asisten profesor sejarah kuno di North Carolina State University, dikutip dari 9News (29/12/2021).

"Mereka akan mencoba menghancurkan sesuatu, mereka akan mencoba menghantam orang dengan belalainya, mereka memiliki gading yang akan mereka gunakan sebagai senjata."

Beberapa catatan sejarah, kata Profesor Devereaux, bahkan menyebut pasukan menggunakan ramuan dan mencambuk gajah jantan untuk merangsang mereka sehingga menjadi sangat agresif.

“Tidak jelas seberapa tepat laporan-laporan ini,” katanya, tetapi keyakinannya adalah bahwa merangsang gajah sebelum pertempuran akan membuat mereka menjadi lebih ganas.

Baca juga: Kisah Perang Badar: 314 Prajurit Muslim Menang Lawan 1.000 Orang Quraisy

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com