"Waktunya telah tiba untuk 'memotong dan memotong'".
Isyarat yang akhirnya dipahami Marcos.
Baca juga: Filipina Temukan Kekayaan Mendiang Ferdinand Marcos di Swiss
Sesaat sebelum massa menyerbu istana kepresidenannya di Malacanang pada 25 Februari, Marcos dan keluarganya pergi dengan helikopter AS ke Pangkalan Udara Clark.
Di sana, mereka naik pesawat rumah sakit AS dan keesokan paginya menuju Hawaii.
Marcos tiba di sana sebagai seorang pria yang patah, sosok bertubuh kecil yang terseok-seok dalam jaket dan topi golf kusut.
Bahkan dari pengasingannya di Hawaii, Marcos mencoba menggoyahkan pemerintahan baru, mendanai loyalis di Filipina, dan merencanakan kepulangannya sendiri.
Keterlibatannya dalam satu upaya untuk kembali secara dramatis akhirnya membujuk jaksa federal di New York mendakwa Marcos dengan tuduhan menggelapkan lebih dari 100 juta dollar AS dari perbendaharaan Filipina.
Dia juga dituduh mengubah kekayaan haram menjadi dollar AS untuk membeli empat kantor dan bangunan di New York.
Baca juga: Filipina Temukan Kekayaan Mendiang Ferdinand Marcos di Swiss
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Playboy pada tahun 1987, Marcos ditanya bagaimana dia ingin orang-orang muda mengingatnya di Filipina.
Marcos menjawabnya dengan amat bijak, sekaligus mengandung ironi.
"Mereka tahu Marcos sebagai orang yang bisa membuat lelucon, yang bisa mengungkap filosofi kehidupan yang rumit. Dia bisa mengutip Rousseau dan menjelaskannya. Dan ini, belum pernah dilakukan siapa pun."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.