Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Apa yang Akan Terjadi Setelah Taliban Berkuasa Kembali?

Kompas.com - 04/09/2021, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada awalnya, Amerika Serikat merasa nyaman dengan posisinya yang relatif jauh dan tidak terpikirkan untuk ikut campur tangan di dalam konflik global.

Sampai kemudian terjadi tragedi Pearl Harbor, serangan udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang sulit untuk dipercaya.

Serangan mendadak yang “unbelievable” ke pangkalan armada laut Amerika Serikat, 7 Desember 1941 di Pasifik itu disebut oleh Presiden FD Roosevelt sebagai the “Day of Infamy”.

Terkejut dan marah besar dengan Pearl Harbor membuat Amerika Serikat membangun kekuatan perang yang tidak tanggung-tanggung.

Craig Nelson dalam buku nya menyebut Pearl Harbor from infamy to greatness !. Membangun Angkatan Perang yang kuat dengan persenjataan ampuh berkemampuan pemusnah masal.

Membuat bom atom yang langsung menghentikan perang dunia dengan menjatuhkannya di Hiroshima dan Nagasaki.

Angkatan Perang dikembangkan menjadi kekuatan yang mendunia dengan jargon terkenal “Global Vigilance, Global Reach and Global Power”.

Perkembangan yang menembus rentang perang dingin 4o tahun menampilkan kekuatan perang yang “super power” dan tampil sebagai polisi dunia.

Petualangan Amerika tidak ada yang mampu menghambat berkembang sebagai kekuatan perang yang seolah menundukkan semua negara.

Setelah tidak ada yang mampu tampil untuk menandinginya, Amerika lupa bahwa ternyata musuh-musuhnya telah berubah wujud.

Musuh Amerika tidak lagi berwujud negara, akan tetapi berubah bentuk, berwujud kelompok-kelompok “radikal bebas” yang terpencar di mana-mana.

Tidak hanya terpencar ke mana-mana, akan tetapi kelompok tersebut dalam menggalang kekuatan dan dana menggunakan bendera agama Islam.

Mereka menebar terror di mana-mana. Kekuatan Amerika Serikat menghadapi kesulitan besar menghadapinya, karena tidak bisa lagi menghancurkan musuh dengan senjata pemusnah masal seperti di Hiroshima dan Nagasaki.

Kesulitan ini mencapai puncaknya pada peristiwa tragedi 9/11 di tahun 2001. Setelah dipermalukan di Pearl Harbor yang jelas jelas musuh datang dari luar negaranya, maka 9/11 mempermalukan martabat Amerika oleh musuh yang justru muncul dari dalam negerinya sendiri.

Kesulitan membalas dendam membuat Amerika menyerang Irak dan Afghanistan, lokasi yang diperkirakan telah menjadi sarang markas besar para teroris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com