Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Berpengaruh Greta Thunberg?

Kompas.com - 09/04/2024, 07:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

GRETA Tintin Eleonora Ernman Thunberg atau yang lebih dikenal Greta Thunberg merupakan seorang anak muda kelahiran tahun 2003 asal Swedia yang namanya sudah dikenal di penjuru dunia karena kepeduliannya terhadap iklim global.

Pada Sabtu (6/4/2024), Thunberg, sebagaimana dilaporkan DW, ditahan sebanyak dua kali oleh kepolisian Belanda saat mengikuti demonstrasi Extinction Rebellion di Den Haag. Thunberg awalnya ditangkap dan ditahan sebentar oleh polisi setempat. Thunberg kemudian dibebaskan namun ditahan untuk kedua kalinya setelah dia bergabung kembali dengan sekelompok kecil pengunjuk rasa yang memblokir jalan menuju stasiun kereta api utama kota.

Ini bukan kali pertama Thunberg ditahan saat melakukan aksi. Pada Oktober lalu, Thunberg ditahan di London, Inggris atas tuduhan melanggar ketertiban umum saat melakukan demonstrasi menentang konferensi industri minyak dan gas.

Baca juga: Ikut Demonstrasi di Belanda, Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Polisi

Pada Januari lalu, Thunberg kembali ditahan bersama aktivis lainnya saat demonstrasi menentang pembongkaran desa batu bara Lützerath di Jerman.

Di Swedia dan di Inggris, Thunberg telah berulang kali dikenakan denda akibat pembangkangan sipil sehubungan dengan protes.

Tidak hanya aksinya seringkali terhadang oleh hukum, aksi Thunberg juga sering kali jadi bahan olokan komunitas internasional.

Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat (AS), merupakan salah satu figur yang pernah melontarkan kritik pedas terhadap Thunberg. Pada tahun 2019, Trump mengunggah pada akun Twitternya (sekarang X): “Sangat konyol. Greta harus mengatasi masalah Manajemen Kemarahan, lalu pergi menonton film kuno yang bagus bersama seorang teman! Tenanglah Greta, Tenang!

Thunberg juga seringkali di cap sebagai “sakit mental” dan “histeris”. Di Australia, kolumnis Herald Sun Andrew Bolt menyebut Thunberg “sangat berpengaruh… dengan banyak gangguan mental”. Komentator Sky News, Chris Kenny, menggambarkan Thunberg sebagai “remaja histeris” yang perlu diperhatikan.

Di negara-negara lain, komentator yang mayoritas pria juga seringkali menggunakan istilah-istilah yang merendahkan dalam menggambarkan Thunberg, contohnya seperti “anak Swedia yang sakit mental”, tidak stabil, dan “orang aneh berusia ribuan tahun”.

Ada yang mengatakan bahwa Thunberg membutuhkan “pukulan” dan ada pula yang menyamakan aksinya dengan “ilmu sihir abad pertengahan”, demikian hasil analisis dari The Independent.

Thunberg sebelumnya memang pernah mengumumkan bahwa dia memiliki suatu kondisi bernama Asperger, suatu kelainan dalam spektrum autisme yang membuat penderitanya kesulitan dalam interaksi sosial. Meski begitu, Thunberg menganggap hal ini sebagai “kekuatan super”-nya.

Sayangnya, para politisi dan lembaga penyiaran tampaknya salah mengartikan gangguan ini dengan penyakit mental.

Walau demikian, Thunberg terbukti konsisten dengan pendirian serta aksinya. Di tengah gempuran hukum dan olokan, Thunberg tetap melakukan aksinya, bahkan mencetak banyak penghargaan.

Masuk Daftar Orang Paling Berpengaruh di Dunia

Thunberg merupakan otak di balik gerakan School Strike for Climate (Mogok Sekolah untuk Iklim) yang bermula pada tahun 2018. Gerakan ini juga dikenal dengan sebutan Fridays for Future (Jumat untuk Masa Depan).

Thunberg pertama kali belajar mengenai isu iklim saat usianya baru delapan tahun. Selang beberapa tahun, Thunberg mulai lebih mendalami kepeduliannya terhadap iklim dengan menjadi seorang vegan (tidak mengonsumsi makanan dari hewan) dan menolak bepergian dengan pesawat udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com