Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Kompas.com - 25/06/2024, 17:20 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber Reuters

[Artikel ini merupakan lanjutan dari dua artikel sebelumnya berjudulRute Baru Penyelundupan Migran ke AS Bertarif Rp 1,1 Miliar, Pakai Pesawat Carter (I) dan Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)]

PADA larut malam tanggal 28 Agustus 2023, Ismaila Diop (30 tahun), seorang pemilik usaha kecil dari Senegal, mendarat di Managua, Nikaragua, dengan pesawat Avianca nomor penerbangan TA315. Setibanya di sana, Diop membayar 160 dolar AS (Rp 2,6 juta) untuk visa turis.

Dia lalu naik taksi dari bandara ke perbatasan Honduras yang ditempuh selama lima jam perjalanan. Sopir taksinya, seorang Nikaragua, meminta tarif 50 dolar (Rp 800 ribu).

Diop terbang dari Dakar di Senegal menuju Rabat di Maroko, lalu ke Madrid di Spanyol. Di Madrid itulah dia naik pesawat Avianca ke Managua setelah sebelumnya singgah di Bogota, Kolombia, dan San Salvador, El Salvador. Potongan tiket pesawat dan sejumlah foto membuktikkan semua itu.

Mengapa meninggalkan Senegal? Dia mengungkapkan, terlibat dalam hubungan seks sesama jenis dikriminalisasi di Senegal. Diop, yang diidentifikasi sebagai biseksual, mengatakan dia melarikan diri setelah mendapat pemukulan yang membuatnya tidak bisa bekerja selama hampir sebulan. Catatan medis, foto, dan dokumen suaka membuktikan klainnya itu. Dokumen-dokumen itu diperlihatkan kepada Reuters dan Columbia Journalism Investigations (CJI).

Baca juga: Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS Bertarif Rp 1,1 Miliar, Pakai Pesawat Carter (I)

“Di Senegal, ada sejumlah orang yang tidak percaya akan hal itu,” katanya merujuk pada hubungan sesama jenis. “Kamu bisa masuk penjara atau mati terbunuh karena hal itu.”

Diop mengatakan, seorang teman gay di AS memberikan nomor kontak seorang broker tiket bernama Lisa Sow di Maroko. Diop mengirim lebih dari 2 juta franc CFA (Rp 54,4 juta) ke Sow. Perempuan itu mengatakan kepada Reuters dan CJI bahwa dia menggunakan uang tersebut untuk membelikan tiket pesawat ke Nikaragua buat Diop.

Selain Diop, Reuters dan CJI juga mewawancarai 11 migran lain dari negara-negara Afrika Barat yang mengatakan bahwa mereka terbang dengan Avianca ke Nikaragua sebelum menuju ke perbatasan AS.

Berdasarkan data penerbangan, maskapai penerbangan asal Kolombia itu, Avianca, selama beberapa tahun telah menjadi maskapai penerbangan utama ke Managua.

Saat ditanya tentang laporan dan data para migran, Avianca mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa mendiskriminasi penumpang yang memenuhi syarat untuk bepergian. Maskapai itu menambahkan, pihaknya telah menerapkan langkah-langkah terhadap “lalu lintas migrasi ilegal" (irregular migratory) seperti membatasi dan membatalkan rute antara Eropa dengan berbagai tujuan, khususnya Managua.

Melalui email, Avianca mengatakan bahwa pihaknya juga memantau penjualan tiket, memperkuat prosedur verifikasi dokumen dan mengirimkan data tepat waktu kepada pihak berwenang.

Organisasi Penyulundup Berjuluk "Mama Afrika"

Sepanjang perjalanan menuju perbatasan AS, Diop – yang melakukan perjalanan bersama sekitar belasan migran Senegal lain – diserahkan kepada kelompok penyelundup terorganisir yang hanya menggunakan nama depan mereka atau menyebut diri mereka "Mama Africa".

Allan Alvarenga, direktur Institut Migrasi Nasional Honduras, yang mengawasi urusan imigrasi negara itu mengatakan kepada Reuters dan CJI bahwa undang-undang Honduras memperbolehkan para migran transit secara legal selama lima hari jika mereka mendaftar pada petugas saat kedatangan.

Baca juga: Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Saat mereka sampai di Guatemala, Diop dan para migran lainnya bertemu seorang penyelundup yang mengantar mereka ke sebuah hotel. Orang itu juga memberi mereka makanan berupa ayam goreng, nasi, dan sayur-sayuran, dan melengkapi mereka dengan gelang plastik berwarna kuning.

"Jika polisi menghentikan Anda, tunjukkan gelang Anda,” kata Diop tentang perjalanannya melewati Guatemala, “Mereka akan membiarkan Anda lewat.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com