Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 18/06/2024, 18:09 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Masalahnya, Ben-Gvir dan Smotrich merupakan sosok yang kontroversial. Keduanya sama-sama mewakili konstituen ultra-Ortodoks, sayap kanan garis keras dalam politik Israel. Keduanya juga terkait erat dengan gerakan pemukiman, yang berupaya membangun pemukiman di atas tanah yang menurut hukum internasional merupakan milik Palestina.

Keduanya sebelumnya juga sempat mengancam akan mengundurkan diri jika Israel tidak melancarkan serangan ke kota Rafah, yang kala itu merupakan rumah bagi 1,5 juta pengungsi. Tak hanya itu, keduanya mengancam akan mengundurkan diri jika Netanyahu menindaklanjuti kesepakatan gencatan senjata yang didukung AS sebelum mereka yakin Hamas benar-benar telah “dihancurkan”.

Baca juga: Ini Alasan Menteri Kabinet Perang Israel Mundur dari Pemerintahan Netanyahu

Di sisi lain, Netanyahu tak bisa menghiraukan keduanya. Partai Ben-Gvir dan Smotrich menduduki 14 kursi di parlemen. Jika mereka benar-benar mengundurkan diri, hal tersebut akan menyebabkan runtuhnya kabinet koalisi dan berujung pada berakhirnya masa jabatan Netanyahu.

Secara bersamaan, bubarnya kabinet perang akan semakin menjauhkan Netanyahu dari politisi yang lebih terbuka terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Pembicaraan gencatan senjata sejauh ini telah gagal menemukan titik temu antara Hamas dan para pemimpin Israel. Baik Israel atau Hamas tampak masih enggan untuk sepenuhnya mendukung rencana AS baru-baru ini yang bertujuan untuk memulangkan para sandera, membuka jalan untuk berakhirnya perang, dan membangun kembali wilayah yang hancur.

Netanyahu kini akan bergantung kepada anggota kabinet keamanannya, yang beberapa di antaranya menentang kesepakatan gencatan senjata dan telah menyuarakan dukungannya untuk menduduki kembali Gaza.

Sementara itu, kabinet perang akan digantikan oleh kabinet yang lebih kecil, di mana diskusi dan konsultasi terkait topik yang sensitif dapat dilakukan. Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, badan baru tersebut akan mencakup Gallant, Dermer, dan Kepala Dewan Keamanan Nasional, Tzachi Hanegbi. Rencana tersebut kemungkinan akan menghalangi upaya Ben-Gvir dan Smotrich untuk bergabung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com