Tragedi mematikan ini menuai kecaman dari berbagai pihak hingga komunitas internasional. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berkata bahwa tragedi tersebut merupakan “esensi” dari apa yang Kremlin dan para pemimpinnya rencanakan untuk dilakukan di seluruh Ukraina.
“Ini hanya satu desa, tapi mencerminkan esensi pandangan dunia Putin, tujuan ia sebenarnya,” kata Zelenskyy pada 8 Mei 2024.
Sampai saat ini, masih banyak warga yang belum mendapatkan akses ke rumah yang nyaman. Pemerintah Ukraina dan sejumlah pemerintah negara lain telah bertekad untuk membantu membangun kembali Desa Yahidne sejak perginya pasukan Rusia dari desa tersebut.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, telah mengunjungi Yahidne dan berjanji akan membiayai restorasi desa tersebut. Pemerintah Latvia turut membantu dengan menawarkan untuk membangun kembali tujuh rumah yang terbakar. Kyiv di sisi lain mengalokasikan uang untuk Yahidne dan menjanjikan rumah baru serta museum peringatan di ruang bawah tanah sekolah.
Namun, upaya restorasi tersebut pada akhirnya terhambat karena kekurangan biaya dan lambatnya pekerjaan perusahaan konstruksi yang disewa pemerintah. Rumah-rumah yang dijanjikan masih banyak yang tidak memiliki akses kepada listrik atau penghangat. Akibatnya, warga pun hidup dalam ketidakpastian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.