Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Kompas.com - 12/04/2024, 10:37 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

IRON Dome atau Kubah Besi adalah sistem pertahanan udara Israel yang dikembangkan untuk melindungi wilayahnya dari serangan roket, artileri, dan mortir.

Sistem itu pertama kali dikembangkan setelah konflik 2006 antara Israel dan Hezbollah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon selatan. Hezbollah meluncurkan ribuan roket ke Israel dan menyebabkan kerusakan besar yang menewaskan puluhan warga. Israel lalu mengembangkan perisai pertahanan rudal baru.

Iron Dome diciptakan dua perusahaan Israel, yakni Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries, dengan dukungan Amerika Serikat (AS). Sistem tersebut dirancang khusus untuk membantu memerangi senjata seperti roket yang ditembakkan dari Gaza dan Lebanon selatan.

Sistem itu pertama kali digunakan dalam pertempuran tahun 2011. Iron Dome melumpuhkan sebuah rudal yang ditembakkan dari Jalur Gaza, yang telah berada di bawah kendali Hamas sejak 2007.

Iron Dome dirancang untuk mendeteksi, menganalisis, dan menembak jatuh proyektil yang masuk sebelum mereka mencapai target yang penting secara strategis dan berpenduduk. Teknologi itu menggunakan radar yang canggih dan perangkat lunak analisis untuk menentukan apakah proyektil yang masuk akan mendarat di area yang penting, sehingga hanya merespons ancaman yang serius.

Fungsi utama Iron Dome untuk memberikan pertahanan terhadap titik atau area dari serangan udara yang mendekat, khususnya roket yang jarak jangkaunya pendek hingga menengah. Sistem itu memanfaatkan kombinasi radar deteksi dan pelacak untuk mengidentifikasi dan mengikuti target sebelum menembakkan interceptor, yang dikenal sebagai Tamir, untuk menghancurkannya di udara.

Kecepatan dan akurasi Iron Dome dalam merespons ancaman sangat penting, terutama dalam konteks konflik yang sering terjadi di kawasan Timur Tengah.

Komponen Iron Dome

Iron Dome terdiri dari tiga komponen utama yang bekerja bersama untuk mencapai keefektifan yang tinggi dalam menangkis serangan udara. Komponen pertama adalah Radar Deteksi dan Pelacakan. Radar ini memiliki peran krusial dalam sistem pertahanan, bertugas mengidentifikasi dan melacak roket atau proyektil yang ditembakkan ke arah Israel. Dengan teknologi radar yang canggih, sistem ini mampu mendeteksi target dari jarak yang sangat jauh, memberikan waktu yang cukup untuk melakukan tindakan selanjutnya.

Komponen kedua adalah Unit Kendali dan Pengendalian (Control and Command Unit). Unit ini adalah otak dari Iron Dome, di mana seluruh data yang diterima dari radar diproses. Unit ini menggunakan algoritma canggih untuk mengevaluasi lintasan proyektil, menentukan apakah akan mengancam area yang dilindungi, dan memutuskan apakah sebuah interceptor perlu diluncurkan. Keputusan ini diambil dalam hitungan detik, yang menunjukkan tingkat kecanggihan dan responsivitas sistem ini.

Interceptor Tamir adalah komponen ketiga dan merupakan elemen penerapan dari Iron Dome. Interceptor ini dirancang untuk bertabrakan langsung dengan target yang masuk, menghancurkannya di udara sebelum mereka mencapai daratan.

Setiap interceptor dilengkapi dengan sensor yang sangat sensitif dan hulu ledak yang kuat, yang memastikan penghancuran target secara efektif. Tamir adalah hasil dari inovasi teknologi pertahanan yang tidak hanya menjamin keamanan tetapi juga meminimalkan kerusakan atau kerugian, karena dirancang untuk menghancurkan target di udara.

Seluruh sistem Iron Dome dirancang untuk beroperasi di berbagai kondisi cuaca dan dalam situasi yang paling menantang sekalipun. Kegunaannya tidak terbatas pada pertahanan tetap; sistem ini juga mobile, yang berarti dapat dipindahkan dan dikonfigurasi ulang dengan cepat di lokasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan operasional dan strategis. Mobilitas ini sangat penting dalam konflik yang dinamis, memungkinkan Israel melindungi area yang luas dengan lebih efisien.

Cara Kerja Iron Dome

Operasi Iron Dome dimulai dengan kegiatan pemantauan terus-menerus. Radar canggih sistem itu memantau langit 24 jam sehari, mencari tanda-tanda peluncuran roket atau proyektil lainnya yang mengarah ke wilayah yang dilindungi. Begitu roket terdeteksi, sistem secara otomatis mengalkulasi lintasan terbang roket untuk menentukan apakah roket tersebut akan mendarat di area yang dianggap kritis. Jika jawabannya ya, sistem itu langsung beraksi.

Pada saat roket diidentifikasi sebagai ancaman, unit kendali dan pengendalian Iron Dome menginstruksikan peluncuran interceptor Tamir. Keputusan peluncuran dibuat dalam hitungan detik, dan interceptor diluncurkan dengan tujuan untuk bertabrakan dengan roket di udara, jauh dari target yang dilindungi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com