Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Al Jazeera Dilarang Beroperasi di Israel?

Kompas.com - 05/04/2024, 04:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

MEDIA berperan penting dalam distribusi informasi. Dalam konflik Israel-Hamas pada enam bulan terakhir ini, media menjadi satu-satunya yang dapat diandalkan oleh komunitas internasional untuk mendapatkan informasi terkini terkait perkembangan konflik tersebut.

Ada banyak media yang memberitakan isu itu secara rutin, salah satu yang paling aktif adalah Al Jazeera. Al Jazeera merupakan salah satu dari segelintir media yang memiliki biro di Gaza. Tidak hanya aktif, Al Jazeera juga merupakan salah satu media yang paling kritis terhadap operasi militer Israel di Gaza.

Kekritisan Al Jazeera terhadap Israel membawa sejumlah konsekuensi bagi media tersebut.

Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, Al Jazeera telah kehilangan sejumlah krunya akibat serangan Israel. Januari lalu, Al Jazeera kehilangan salah satu jurnalisnya,  yaitu Hamza al-Dahdouh. Dahdouh tewas akibat serangan udara Israel.

Baca juga: Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Tentara Israel menyatakan, penyerangan itu berlandaskan pada sebuah dokumen yang mereka dapatkan, yang berisikan informasi akan adanya “peran Hamza al-Dahdouh dalam unit teknik elektronik Jihad Islam dan peran sebelumnya sebagai wakil komandan dalam Susunan Roket Batalyon Zeitoun.”

Keluarga Dahdouh membantah tuduhan itu. Al Jazeera juga membantah hal itu. Mereka menyebut tuduhan tersebut “upaya palsu dan menyesatkan untuk membenarkan pembunuhan rekan-rekan kami".

Al Jazeera menuduh Israel telah “secara sistematis menargetkan” keluarga Dahdouh. Ayah Hamza Dahdouh, Wael, adalah kepada biro jaringan Al Jazeera di Gaza. Wael telah kehilangan lima anggota keluarga terdekatnya, termasuk Wael, akibat serangan Israel.

Al Jazeera baru-baru ini menghadapi konsekuensi baru setelah legislator Israel menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang membuka jalan bagi pemblokiran media-media internasional yang dianggap menimbulkan ancaman terhadap keamanan, salah satunya adalah Al-Jazeera.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi keputusan tersebut di media sosial. Dia menyatakan, Al Jazeera tidak akan lagi beroperasi di Israel dan berjanji akan segera mengambil tindakan berdasarkan undang-undang baru tersebut.

Al Jazeera tidak akan lagi disiarkan dari Israel,” tulis Netanyahu dalam sebuah postingan di X pada 1 April 2024 setelah undang-undang tersebut disetujui. “Saya bermaksud untuk segera bertindak sesuai dengan undang-undang baru untuk menghentikan aktivitas saluran tersebut.”

Dalam pernyataannya itu, Netanyahu juga menuduh Al Jazeera telah “berpartisipasi aktif dalam pembantaian 7 Oktober dan menghasut tentara Israel.”

Al Jazeera mengecam keputusan Israel dan menyebutnya “kebohongan yang berbahaya dan konyol”. Al Jazeera juga menyebut keputusan tersebut sebagai “tuduhan fitnah” yang “membahayakan” tidak hanya kepada reputasi Al Jazeera tetapi juga keselamatan dan hak-hak karyawannya di seluruh dunia.

Tidak hanya Al Jazeera, keputusan tersebut juga mendapatkan kritik Gedung Putih.

“Kami percaya pada kebebasan pers. Ini sangat penting. Hal ini sangat penting, dan Amerika Serikat mendukung pekerjaan penting yang dilakukan jurnalis di seluruh dunia, termasuk mereka yang melaporkan konflik di Gaza,” kata Karine Jean-Pierre, juru bicara Gedung Putih kepada wartawan.

“Jadi, kami percaya bahwa pekerjaan itu penting. Kebebasan pers itu penting. Dan jika laporan tersebut benar, maka ini mengkhawatirkan kami,” tambahnya.

Baca juga: Israel Serang Sekolah di Gaza Selatan, Jurnalis Al Jazeera Tewas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com