Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa ISIS-K dan Mengapa Menyerang Konser di Moskwa?

Kompas.com - 25/03/2024, 16:35 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

ISIS-K terbentuk dari anggota-anggota Taliban Pakistan yang tidak puas dengan pemerintahan Taliban. Mereka mengambil nama Islamic State Khorasan Province (ISKP, juga disebut ISIS-K), sebuah julukan yang mengacu pada wilayah bersejarah Khorasan pada awal sejarah Islam.

Masa kejayaan ISIS-K dimulai pada 2016 ketika pasukan mereka mencapai jumlah lebih dari tiga ribu orang. Pada tahun 2021, ISIS-K menjadi dalang di balik bom bunuh diri di Bandara Internasional di Kabul yang menewaskan 13 tentara AS dan 170 warga sipil. Serangan itu mendorong popularitas ISIS-K di kancah internasional dan menjadikannya sebagai ancaman besar terhadap kemampuan Taliban untuk memerintah.

Baca juga: AS Buru Pemimpin ISIS-K, Imbalan Rp 143 Miliar bagi yang Punya Info

Pada September 2022, ISIS-K juga menjadi dalang bom bunuh diri di Kedutaan Besar Rusia di Kabul.

Sejak saat itu, Taliban dengan gencar berperang melawan ISIS-K di Afghanistan. Dinas keamanan Taliban terus berupaya mencegah ISIS-K merebut atau kembali merekrut mantan anggota Taliban.

 Kenapa Menyerang Rusia?

Para ahli berpendapat, “ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama dua tahun terakhir, sering kali mengkritik Putin dalam propagandanya,” kata Colin Clarke dari Soufan Center, kelompok penelitian yang berbasis di New York.

“ISIS-K menuduh Kremlin memiliki darah kaum Muslim di tangannya, merujuk pada intervensi Moskow di Afghanistan, Chechnya, dan Suriah,” tambah Clarke.

Michael Kugelman dari Wilson Center yang berbasis di Washington mengatakan, ISIS-K “melihat Rusia terlibat dalam kegiatan yang sering menindas umat Islam.” Dia menambahkan, ISIS-K juga melibatkan sejumlah militan dari Asia Tengah yang memiliki keluhan mereka sendiri terhadap Moskwa.

AS Sudah Memperingatkan Rusia

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson mengatakan pemerintah AS memiliki informasi mengenai rencana serangan teroris di Moskwa yang kemungkinan akan menargetkan pertemuan besar, termasuk konser.

Kedutaan besar AS di Rusia sejak awal Maret telah melakukan proses investigasi terhadap laporan-laporan potensi penyerangan ekstremis di Moskwa. Kedutaan AS kemudian mengeluarkan peringatan bagi warga AS yang berada di wilayah tersebut untuk menghindari pertemuan-pertemuan besar.

Dari November tahun lalu, beberapa informasi intelijen sebenarnya telah menyatakan adanya tekad ISIS-K untuk menyerang Rusia.

“Pemerintah AS juga membagikan informasi ini kepada pihak berwenang Rusia sesuai dengan kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ yang sudah lama ada,” kata Watson.

Namun dalam pidatonya pada 19 Maret 2024, Putin mengecam peringatan AS tersebut sebagai “provokatif,” dan mengatakan “tindakan ini menyerupai pemerasan dan niat untuk mengintimidasi dan mengacaukan masyarakat kita.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com