Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Israel Sangat Bertekad untuk Menyerang Rafah

Kompas.com - 25/03/2024, 14:49 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber AP,BBC

ISRAEL sangat bertekad untuk melancarkan serangan darat terhadap Hamas di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza. Namun rencana tersebut telah menimbulkan kecemasan global karena potensi penderitaan yang akan menimpa ratusan ribu warga sipil yang berlindung di sana.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah menegaskan, Israel tidak bisa mencapai tujuannya yaitu “kemenangan total” melawan Hamas tanpa pergi ke Rafah.

Israel telah menyetujui rencana yang dirancang militernya untuk serangan tersebut. Namun dengan adanya 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi di Rafah, sekutu Israel, termasuk Smerika Serikat (AS), menuntut perhatian yang lebih besar terhadap warga sipil jika seragan itu terjadi.

Baca juga: PBB: Ini Dampak Invasi Israel di Rafah bagi Warga Sipil

Sebagian besar warga Palestina terpaksa mengungsi akibat pertempuran di wilayah-wilayah lain di Gaza dan tinggal di tenda-tenda yang padat, memenuhi tempat penampungan yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), atau apartemen yang penuh sesak.

Netanyahu mengirim delegasi ke Washington untuk menyampaikan rencananya terkait serangan ke Rafah kepada pemerintah AS.

Mengapa Rafah Begitu Penting?

Sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas sebagai respons terhadap serangan mematikan kelompok itu ke wilayah Israel selatan pada 7 Oktober 2023, Netanyahu mengatakan, tujuan utamanya dalam perang tersebut adalah menghancurkan kemampuan militer Hamas.

Israel mengatakan, Rafah merupakan benteng besar terakhir Hamas di Jalur Gaza. Menurut militer Israel, berbagai operasi mereka di tempat lain telah membubarkan 18 dari 24 batalion kelompok militan tersebut.

Namun bahkan di Gaza utara, yang menjadi target pertama serangan Israel, Hamas telah berkumpul kembali di beberapa daerah dan terus melancarkan serangan. Contoh paling baru adalah di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza bagian utara. Empat bulan lalu, tentara Israel menyerbu rumah sakit tersebut. Alasannya, rumah sakit itu telah menjadi pusat operasi Hamas. Pada minggu lalu, tentara Israel kembali terlibat baku tembak sengit di rumah sakit itu. Militer Israel mengatakan, anggota Hamas telah berkumpul kembali di tempat itu.

Israel mengatakan, Hamas memiliki empat batalion di Rafah dan mereka harus mengirimkan pasukan darat untuk melumpuhkan batalion Hamas yang tersisa tersebut. Beberapa anggota senior Hamas mungkin juga bersembunyi di kota itu.

Mengapa Banyak Pihak Menentang Rencana Israel?

AS telah mendesak Israel untuk tidak melakukan operasi tersebut tanpa rencana yang “dapat dipercaya" untuk mengevakuasi warga sipil. Mesir, mitra strategis Israel mengatakan, tindakan apapun untuk mendorong warga Palestina masuk ke wilayah Mesir akan mengancam perjanjian perdamaian yang telah berumur empat dekade dengan Israel.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan, Presiden AS, Joe Biden, telah berbicara dengan Netanyahu untuk tidak melakukan operasi di Rafah.  Pembicaraan Biden dengan Netanyahu dilakukan melalui telepon pada minggu lalu. Sullivan juga mengatakan, AS sedang mencari “pendekatan alternatif” yang tidak melibatkan invasi darat.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang melakukan kunjungan keenamnya ke wilayah tersebut sejak perang Hamas-Israel dimulai, menegaskan kembali kekhawatiran itu dalam sebuah wawancara dengan Al-Hadath TV di Arab Saudi pada Rabu lalu.

Baca juga: Biden Telepon Netanyahu, Sebut Serangan Darat ke Rafah adalah Kesalahan

“Presiden Biden sudah sangat jelas bahwa kami tidak dapat mendukung operasi darat besar-besaran, operasi militer di Rafah,” kata Blinken.

Dia mengatakan, tidak ada cara yang efektif untuk memindahkan 1,4 juta orang ke tempat yang aman dan mereka yang tetap tinggal “akan berada dalam bahaya besar".

Israel Tampaknya Tidak Akan Mengirim Pasukan Segera

Netanyahu mengatakan, dia mengirim delegasi ke Washington “untuk menghormati” Biden. Namun dalam sebuah pernyataan pada Rabu lalu, dia mengatakan dirinya telah mengatakan kepada Biden bahwa Israel “tidak tuntas kemenangannya” tanpa memasuki Rafah.

Meskipun terjadi perundingan yang alot, Israel tampaknya belum akan mengirim pasukan ke Rafah. Kecil kemungkinannya operasi tersebut akan dilakukan selama Ramadhan, yang berakhir sekitar tanggal 9 April mendatang. 

Hal ini mungkin juga terkait dengan upaya yang sedang berlangsung untuk menengahi gencatan senjata sementara. Para mediator dari Qatar mengatakan, perundingan itu akan terhambat jika terjadi invasi ke Rafah.

Baca juga: Tak Peduli Tekanan Internasional, PM Israel Sebut Tentaranya Akan Tetap Serbu Rafah

Ada juga kekhawatiran terkait logistik.

Militer Israel mengatakan, pihaknya berencana untuk mengarahkan warga sipil ke “pulau kemanusiaan” di Gaza tengah jelang serangan yang direncanakan itu. Netanyahu mengatakan pada pekan lalu bahwa rencana evakuasi itu belum disetujui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com