AS melampirkan dalam Nuclear Posture Review tahun 2022 bahwa Rusia dan China sedang memperluas dan memodernisasi kekuatan nuklir mereka.
Tidak hanya itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyatakan adanya kemungkinan akan melakukan uji coba senjata nuklir kembali jika AS melakukannya terlebih dahulu.
Tahun lalu, Putin menandatangani undang-undang yang menarik ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT) Rusia.
Baca juga: Kepala Nuklir PBB Kunjungi Jepang Periksa Kebocoran Limbah Fukushima
Tidak hanya uji coba, kemungkinan senjata nuklir akan digunakan Rusia dalam penyerangan juga telah tercantum dalam doktrin nuklir yang dirilis tahun 2020. Dalam doktrin ini, dijelaskan bahwa senjata nuklir akan digunakan sebagai serangan balasan untuk pihak-pihak yang terlebih dahulu menyerang dan mengancam kedaulatan Rusia dengan nuklir ataupun senjata pemusnah massal lainnya, dan senjata konvensional.
Pemegang keputusan atas nuklir dipegang oleh presiden. Di Rusia, presiden dianggap sebagai pengambil keputusan utama mengenai penggunaan senjata nuklir. Presiden Rusia dibekali dengan sebuah koper yang disebut dengan tas nuklir, atau "Cheget" (dinamai dari Gunung Cheget di Pegunungan Kaukasus). Koper ini selalu ada di sekitar presiden.
Menteri Pertahanan Rusia saat ini, Sergei Shoigu, dan kepala staf umum Valery Gerasimov juga diperkirakan memiliki koper tersebut.
Pada dasarnya, koper tersebut adalah alat komunikasi yang menghubungkan presiden dengan jajaran militernya, kemudian kepada pasukan roket melalui jaringan komando dan kendali elektronik yang sangat rahasia yang disebut “Kazbek”. Kazbek juga mendukung sistem lain yang dikenal sebagai "Kavkaz".
Dalam sebuah rekaman yang ditayangkan televisi Rusia, Zvezda pada tahun 2019, ditampilkan sebuah koper dengan serangkaian tombol. Terdapat dua tombol di bagian yang bertandakan "perintah", yaitu tombol warna putih dengan tulisan "luncurkan" dan tombol "batal" yang berwarna merah. Koper tersebut dilaporkan hanya dapat diaktifkan dengan sebuah kartu khusus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.