Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Rusia Menembakkan Senjata Nuklir, Apa yang Akan Terjadi?

Kompas.com - 14/03/2024, 15:42 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber ABCNews,CFR

PRESIDEN Rusia, Vladimir Putin, kembali membicarakan senjata nuklir dalam sebuah wawancara pada Rabu (13/3/2024). Dalam wawancara tersebut, Putin mengaku bahwa dia tidak menganggap nuklir perlu digunakan dalam perang di Ukraina. Putin juga menjelaskan, konflik saat ini tidak mengarah kepada perang nuklir.

Meski begitu, Putin menegaskan, Rusia memiliki nuklir yang sudah siap digunakan kapan pun jika Barat berani mengancam kedaulatan Rusia.

Putin menggarisbawahi pernyataan Presiden Joe Biden bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan mengirim pasukannya ke Ukraina. Putin mengatakan, jika AS bertindak sebaliknya, Moskwa akan menganggap pasukan AS sebagai penjajah dan akan bertindak sesuai dengan itu.

Baca juga: Putin Klaim Triad Nuklir Rusia Lebih Baik dari AS

Sejak awal invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Putin sudah beberapa kali membicarakan kesiapan Rusia untuk menembakan senjata nuklir. Bulan lalu, Putin bahkan memperingatkan bahwa perang nuklir mungkin saja terjadi jika Barat terlalu banyak ikut campur di Ukraina.

Pernyataan Rusia terkait senjata nuklir mengalami perubahan tiap saatnya. Suatu saat, para pemimpin militer Rusia mendiskusikan rencana penggunaan senjata nuklir taktis. Di hari lain, Kremlin menyatakan secara eksplisit bahwa perang nuklir tidak boleh dilakukan dan penggunaan senjata semacam itu tidak memiliki nilai politik atau militer.

Pernyataan yang tidak konsisten itu mengharuskan negara-negara bersiap untuk kemungkinan terburuk.

Tiga Skenario

Menurut analisis dari Council on Foreign Relations, setidaknya ada tiga skenario penggunaan senjata nuklir oleh Rusia. Tiga skenario ini dibagi berdasarkan tingkat keseriusan dan kerusakannya.

Pertama, Rusia menggunakan senjata nuklir hanya sebagai peringatan. Rusia terakhir kali melaksanakan tes senjata nuklir pada 24 Oktober 1990 ketika masih berada di bawah Uni Soviet. Council on Foreign Relations melihat kemungkinan Rusia akan kembali melakukan tes senjata nuklir untuk memberikan peringatan kepada Ukraina.

Meski demikian, diperkirakan bahwa tidak akan ada korban atau kerusakan yang signifikan dalam skenario pertama ini. Rusia kemungkinan besar akan berhati-hati untuk memastikan bahwa uji coba ini tidak menimbulkan korban jiwa dan hanya menghasilkan dampak radioaktif yang minim.

Karena ini hanya sekedar tes, Rusia juga mungkin akan memilih lokasi demonstrasi di wilayah utara, perairan internasional, atau wilayah Ukraina yang tidak berpenghuni.

Pada skenario pertama itu, diperkirakan efek yang diberikan kepada proses resolusi konflik tidak akan signifikan. Negara-negara Barat seharusnya telah lama mengetahui kecanggihan senjata nuklir Rusia. Demonstrasi itu tidak akan mengguncang Barat.

Ukraina juga diperkirakan tetap tidak akan menyerah setelah uji coba tersebut. Sebaliknya, demonstrasi nuklir justru diperkirakan akan memperkuat tekad Kyiv dan menarik lebih banyak simpati serta dukungan dari Barat.

Uji coba senjata nuklir oleh Rusia juga dapat mengancam hubungan Rusia dengan China. China sejauh ini bersimpati terhadap tujuan strategis Rusia di Ukraina. Namun, uji coba nuklir Rusia dapat menempatkan Beijing pada posisi yang sulit. Presiden China, Xi Jinping, menyatakan penolakan China terhadap negara manapun yang menggunakan atau mengancam menggunakan senjata nuklir.

Baca juga: Putin Diperlihatkan Simulasi Tombol Nuklir Rusia, tapi Menolak Menekannya

Skenario kedua penggunaan nuklir Rusia adalah menggunakannya secara langsung untuk melawan Ukraina. Rusia dapat menggunakan senjata nuklir untuk menyerang militer atau infrastruktur energi Ukraina dalam upaya melemahkan negara itu dan merusak kapasitas militernya. Senjata nuklir taktis memiliki muatan yang lebih kecil dan penargetan yang lebih tepat, sehingga membuatnya kondusif untuk digunakan di medan perang.

Dalam satu hipotesis, Rusia dapat menargetkan pasukan Ukraina di Luhansk dekat garis Troitske-Svatove-Kreminna untuk mencegah pasukan Rusia mundur, seperti yang mereka lakukan di Kherson. Serangan nuklir dapat melemahkan kekuatan Ukraina dan mengakibatkan wilayah tersebut tidak dapat dihuni lagi yang akan membuat Ukraina berpikir dua kali untuk melakukan serangan sebelum atau selama musim dingin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com