Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Rusia Menembakkan Senjata Nuklir, Apa yang Akan Terjadi?

Kompas.com - 14/03/2024, 15:42 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber ABCNews,CFR

Meski dalam skenario kedua ini tentu akan mengakibatkan lebih banyak korban dan kerusakan, Council on Foreign Relations berpendapat bahwa hal ini kemungkinan besar tidak akan menghentikan serangan balasan Ukraina. Bahkan, analis menyebutkan bahwa walaupun senjata nuklir berhasil di darat, Ukraina akan semakin gencar dalam meningkatkan serangan udara dan pertahanan udara.

Selain itu, penggunaan senjata nuklir di medan perang akan kurang efektif dalam mematikan infrastruktur listrik dan energi Ukraina dibandingkan dengan pengeboman konvensional karena efek yang lebih tinggi namun akurasi yang lebih rendah membuat senjata tersebut tidak cocok untuk sasaran sejenis itu.

Di sisi lain, negara-negara Barat kemungkinan besar tidak akan menanggapi penggunaan nuklir taktis dengan mengirimkan pasukan ke Ukraina. Namun, AS dan sekutunya kemungkinan akan meningkatkan jumlah senjata konvensional yang mereka kirim ke Ukraina. Negara-negara Barat juga akan lebih bersedia memberikan bantuan kemanusiaan non-militer sebagai respons terhadap dampak buruk dari radiasi nuklir yang juga dapat berdampak pada negara-negara tetangga.

Sedangkan untuk dampak lingkungan dari penggunaan senjata nuklir taktis masih sulit untuk dihitung. Hal ini dikarenakan efeknya yang sangat bergantung pada hasil hulu ledak, ketinggian ledakan, cuaca, dan geografi lokal. Meski begitu, dapat dipastikan bahwa Rusia akan berhati-hati untuk tidak meledakkan senjata terlalu dekat dengan tentaranya atau wilayah yang didudukinya.

Pada skenario ini, hubungan Rusia dan China juga diprediksi akan hancur. China mungkin akan terpaksa secara terbuka mengecam penggunaan senjata semacam itu oleh Rusia sehingga mengancam kelanjutan kerja sama China-Rusia di masa depan.

Skenario terakhir dari penggunaan nuklir Rusia adalah menggunakannya untuk penyerangan level tinggi. Kemungkinan skenario ketiga ini terjadi cukup kecil karena risikonya yang sangat besar. Meski begitu, skenario ini masih saja memiliki peluang jika konflik Rusia dan Ukraina terus-menerus mengalami eskalasi.

Ketika Putin mulai tersudut karena mengkhawatirkan kekuasaan dan nyawanya, ada kemungkinan Putin melihat senjata nuklir sebagai upaya terakhir untuk mempertahankan diri.

Dalam skenario ini, Rusia akan menggunakan senjata nuklir untuk menargetkan rakyat sipil Ukraina serta negara-negara mitra Ukraina.

Tujuan Rusia jika benar melancarkan skenario ketiga ini adalah melemahkan tekad Barat serta merusak instalasi militer atau infrastruktur lain yang relevan dengan upaya pertahanan Ukraina.

Jika pada skenario-skenario sebelumnya Barat masih menjaga posisi, pada skenario ini Barat diprediksi akan ikut campur tangan secara langsung. Tentu keterlibatan Barat secara langsung akan mengubah intensitas konflik secara dramatis.

Presiden Joe Biden telah mempertaruhkan posisi AS mengenai masalah ini, dengan menyatakan, “Setiap penggunaan senjata nuklir dalam konflik ini dalam skala apa pun tidak dapat diterima oleh kami dan juga seluruh dunia dan akan menimbulkan konsekuensi yang parah.”

AS kemungkinan besar tidak akan menggunakan senjata nuklir sebagai balasan. Alih-alih nuklir, AS kemungkinan besar akan menggunakan senjata konvensional secara langsung terhadap Rusia.

Di sisi lain, anggota-anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa Timur, yang mungkin takut menjadi target Rusia berikutnya, akan sangat tertarik untuk memastikan bahwa aliansi tersebut memobilisasi respons yang mengirimkan sinyal kuat kepada Rusia bahwa penggunaan nuklir tidak akan pernah membantu Rusia mencapai tujuannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com