Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permukaan Air Terusan Panama Surut karena Kekeringan, Lalu Lintas Kapal Terganggu

Kompas.com - 07/03/2024, 11:26 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Mencari Alternatif Solusi Atasi Kekeringan

Pada fenomena kekeringan sebelumnya, pembatasan berdasarkan berat kapal diberlakukan karena kapal yang lebih berat berisiko kandas di perairan dangkal. Terusan ini biasanya menangani sekitar 5 persen perdagangan melalui laut, termasuk 46 persen lalu lintas peti kemas antara Pantai Timur AS dan Asia Timur Laut.

Namun pada musim panas lalu, Otoritas Terusan Panama mulai mengambil tindakan drastis untuk mengurangi lalu lintas. Pendapatan Terusan Panama akhirnya menurun 100 juta dolar per bulan sejak bulan Oktober.

Otoritas Terusan Panama kini sedang dalam misi mencari solusi jangka panjang. Alternatif yang paling memungkinkan adalah membangun waduk baru di Sungai Indio, sebelah barat Danau Gatún. Otoritas juga telah meninjau Danau Bayano di sebelah timur, tetapi pemanfaatannya akan melibatkan pemipaan air bermil-mil jauhnya dari waduk yang juga memasok pembangkit listrik tenaga air ke Panama City.

Institut Penelitian Tropis Smithsonian kini bekerja sama dengan Otoritas Terusan Panama dalam proyek restorasi hutan dan penelitian mengenai strategi penanaman mana yang paling mendorong “efek spons” (hutan menyerap air hujan saat musim basah, lalu mengeluarkan airnya pada saat musim kering) bagi hutan supaya dapat memitigasi musim basah dan kering, serta memberikan manfaat kepada aspek iklim dan ekologi lainnya.

Namun, hal itu mungkin tidak cukup untuk memenuhi permintaan lalu lintas di Terusan Panama yang terus meningkat. Apa yang terjadi tahun ini menekankan pentingnya mendapatkan lebih banyak sumber air, kata Arrocha Paz, ahli meteorologi di Otoritas Terusan Panama.

“Apapun yang dapat dilakukan di dalam daerah aliran sungai tidak akan cukup untuk 50 tahun ke depan.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com