Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Sikap Biden dan Trump Terkait Konflik Israel-Palestina

Kompas.com - 06/03/2024, 14:50 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Bagaimana dengan Trump? Warga Israel sangat mengagumi Trump. Seorang peneliti senior Carnegie Endowment for International Peace, Aaron David Miller mengatakan, Israel mungkin hanya satu-satunya negara di dunia yang lebih memilih Trump dibandingkan Joe Biden terkait kebijakan luar negeri.

Alasannya cukup mudah untuk diidentifikasi. Trump merupakan satu-satunya presiden AS modern yang mengunjungi Israel dalam perjalanan luar negerinya yang pertama. Trump juga merupakan presiden AS pertama yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bahkan hingga membuka kedutaan besar di sana.

Trump juga presiden AS pertama yang mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel yang berdaulat dan merupakan presiden AS pertama yang berdoa di Tembok Barat di Yerusalem.

Trump juga berkali-kali mengklaim bahwa dia adalah presiden AS yang paling pro-Israel sepanjang sejarah. Salah satunya terungkap dalam unggahannya di Truth Social (platform media sosial milik Trump) pada Oktober 2022.

“Tidak ada Presiden yang telah melakukan lebih banyak untuk Israel daripada saya,” unggah Trump.

Walau dahulu mengklaim dirinya sebagai presiden yang paling pro-Israel, namun Stephen Collinson, yang menganalisis untuk CNN, mengemukakan bahwa pendekatan politik Trump sebenarnya hanya seputar dirinya sendiri.

Pada kampanye rapat umum di 11 Oktober tahun lalu, Trump mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan memuji kelompok militan Hizbullah sebagai "sangat cerdas.”

Trump juga mencari keuntungan politik dari serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang pada 7 Oktober lalu dengan menyatakan bahwa jika pemilu terakhir tidak "dicurangi," dia akan menjadi presiden AS dan serangan Hamas itu tidak akan pernah terjadi.

Komentar Trump menuai banyak kritik, salah satunya dari juru bicara Gedung Putih, Andrew Bates.

“Kami benar-benar bingung mengapa ada orang Amerika yang memuji organisasi teroris yang didukung Iran sebagai organisasi yang ‘cerdas’. Atau keberatan dengan peringatan Amerika Serikat kepada teroris untuk tidak menyerang Israel. Apalagi saat ini Israel sedang melakukan perlawanan terhadap salah satu tindakan pembunuhan massal terburuk dalam sejarah negara tersebut. Ini adalah waktu bagi kita semua untuk berdiri bahu-membahu dengan Israel melawan ‘kejahatan yang tidak dipalsukan’. Itulah yang dilakukan Presiden sebagai panglima tertinggi,” ungkap Bates.

Pada pemilu 2020, Trump mengkritik Netanyahu karena memuji Biden sebagai presiden terpilih. Namun, satu hari setelah mengkritik Netanyahu, Trump justru mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa “tidak ada teman atau sekutu Israel yang lebih baik” selain dia. Dia menuduh Presiden Joe Biden lemah dan tidak kompeten.

“Dengan kembalinya Presiden Trump menjabat, Israel, dan semua orang lainnya, akan aman kembali!”

Keesokannya lagi, Trump mengunggah dalam akun Truth Social-nya: “#IStandWithIsrael #IStandWithBibi”.

Baca juga: Apa Jadinya jika Biden atau Trump Tak Ikut Pilpres AS 2024?

Collinson berargumen bahwa sikap Trump dalam kasus itu telah mencerminkan pendekatan kebijakan luar negeri yang transaksional dan tidak lazim, yang seringkali memprioritaskan tujuan pribadinya dibandingkan pemahaman dasar mengenai kepentingan nasional.

Berbeda dengan Biden yang berusaha menyeimbangkan posisinya. Biden telah menunjukkan dukungan yang paling kuat terhadap Israel dibandingkan presiden AS pada periode-periode sebelumnya.

Di sisi lain, Biden juga mengirimkan sinyal peringatan kepada Netanyahu bahwa aksi Israel tidak boleh melanggar hukum perang dan harus mempertimbangkan konsekuensi kemanusiaan dari invasi ke Gaza.

Baca juga: Biden: Sangat Berbahaya jika Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza Sebelum Ramadhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com