Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Iran "Pamer" Rudal Baru untuk Unjuk Gigi dan Tujuan Dagang

Kompas.com - 19/02/2024, 15:23 WIB
Egidius Patnistik

Editor

Unjuk Kekuatan

Keputusan untuk menggunakan Kheibar Shekan di Suriah pada Januari lalu, saat jenis rudal yang lama tidak kalah efektifnya, dipandang sebagai tanda bahwa Iran mungkin lebih tertarik untuk menunjukkan kekuatannya kepada Barat daripada membalas kelompok teroris.

“Sangat menarik melihat bahwa sistem (rudal) itu digunakan,” kata Fabian Hinz, seorang pakar rudal, drone, dan Timur Tengah di International Institute for Strategic Studies di London kepada New York Times. Dia menambahkan, “Ada pertanyaan apakah mereka memilihnya untuk menguji salah satu rudal paling canggih mereka dalam kondisi pertempuran, atau mengirim pesan ke Israel, atau ingin melakukan keduanya.”

Menurut perkiraan intelijen dan militer AS, secara keseluruhan Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik dan terus menambah persediaan rudal jelajahnya. Menurut Emirates Policy Center, sebuah organisasi penelitian yang berbasis di Abu Dhabi, tahun lalu Iran berencana menghabiskan 41 persen anggaran militernya untuk pengembangan dan produksi senjata.

Sebagai perbandingan, senjata tempur utamanya, tank dan pesawat terbang, sebagian besar dianggap sudah tua atau usang.

Produksi rudal Iran telah melonjak selama 15 tahun terakhir, karena Iran telah meningkatkan teknologi presisi, panduan, dan aerodinamika senjatanya secara signifikan.

Selama tahun-tahun tersebut, Iran beralih dari sikap defensif di Timur Tengah ke sikap di mana Garda Revolusi berperan lebih tegas di kawasan, termasuk menyokong militan Muslim Syiah lainnya di Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman.

Serangan-serangan pada Januari lalu itu kemungkinan besar merupakan demonstrasi agresif atas kemajuan teknologi Iran dan merupakan pengingat bahwa Iran adalah kekuatan regional yang tidak akan akan segan-segan untuk melakukan serangan.

“Mungkin ada perasaan di antara para pemimpin Iran bahwa mereka perlu melakukan sesuatu setelah serangan itu,” kata Hinz. “Mungkin ada juga gagasan bahwa, karena ada begitu banyak ketegangan di kawasan ini, Iran tidak bisa dianggap diam saja.”

Program rudal balistik Iran telah berkembang dari gudang rudal Scud, yang diperoleh dari Libya dan Korea Utara tahun 1980an, menjadi senjata presisi yang dipandu oleh navigasi satelit dan GPS, atau pencari inframerah, untuk menyerang bangunan tertentu. Rudalnya terdiri dari rudal jarak menengah dan pendek, termasuk beberapa yang dirancang untuk menyerang sasaran di medan perang yang jaraknya hanya 20 kilometer.

Iran juga mulai meningkatkan program rudal jelajah untuk serangan darat, termasuk yang digunakan Houthi yang dikenal sebagai Quds. Hinz mengatakan Houthi mengklaim versi baru dari rudal tersebut, yang disediakan Iran atau ditiru dari model Iran, yang memiliki jangkauan 2.000 kilometer. Iran mengatakan bahwa varian persenjataannya yang lain, rudal Paveh, memiliki jangkauan sekitar 1.650 kilometer.

Program rudal itu merupakan bagian penting dari militer Iran dan kemungkinan besar menjadi alasan utama mengapa anggaran pertahanan Teheran menduduki peringkat ke-10 terbesar di dunia tahun 2022. Demikian menurut analisis terbaru International Institute for Strategic Studies.

Dalam beberapa waktu terakhir, menurut Hinz dan para pejabat intelijen AS, Iran dan Rusia tampaknya semakin mendekati kesepakatan yang akan memperluas kerja sama mereka mengenai pasokan drone Iran hingga mencakup rudal balistik. Hal itu bisa menjadi penentu di medan perang di Ukraina, di mana Rusia dalam beberapa pekan terakhir telah beralih ke strategi yang mencoba mengalahkan pertahanan udara Ukraina yang disokong Barat dengan meluncurkan serangan rudal ke kota-kota besar, kawasan industri, dan pelabuhan di Ukraina.

Hinz mengemukakan, sulit untuk mengetahui secara pasti rudal apa yang telah diberikan Iran kepada Hizbullah, sekutunya, yang terkenal sangat merahasiakan kemampuan mereka. Namun Kheibar Shekan – atau setidaknya mirim dengan itu, telah dipamerkan kelompok Houthi di Yaman.

Nama Kheibar Shekan diambil dari nama pertempuran pada abad ketujuh ketika pasukan Muslim mengalahkan suku-suku Yahudi. “Jadi Anda bisa melihat misi rudal tersebut,” kata Hinz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com