Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Munculnya Solusi Dua Negara untuk Israel dan Palestina

Kompas.com - 23/01/2024, 17:29 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Pasukan Zionis memukul mundur pasukan tidak teratur Palestina dan kontingen militer yang dikirim enam negara Arab untuk merebut lebih banyak wilayah daripada yang dialokasikan dalam rencana PBB 1947.

Perang itu menentukan hasil di lapangan. Negara Israel kemudian berdiri tahun 1948. Wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza kemudian masing-masing berada di bawah kendali Yordania dan Mesir. Dengan demikian, tidak ada negara Palestina terbentuk. Lebih dari setengah rakyat Palestina melarikan diri dari rumah mereka. Hal itu menciptakan krisis pengungsi yang besar.

Kebuntuan panjang berlangsung hingga tahun 1967, saat Israel merebut bagian yang tersisa dari tanah Palestina historis dari Yordania dan Mesir, serta Dataran Tinggi Golan dari Suriah dan Sinai dari Mesir dalam Perang Enam Hari. Perang itu menandai titik balik dalam sejarah solusi dua negara.

Sejak saat itu, konflik berkisar pada pemulihan tanah yang diambil tahun 1967, bukan berusaha membalikkan kondisi sebelum perang 1947-1949.

Titik balik itu menjadi jauh lebih jelas di arena politik selama tahun 1980-an. Para pemimpin Palestina berkumpul di Aljir, Aljazair, pada November 1988 untuk secara resmi mengakui Israel dan secara simbolis memproklamirkan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Itu pertama kalinya solusi dua negara secara resmi diterima Palestina.

Sejak saat itu pula, upaya untuk menyelesaikan konflik berdasarkan solusi dua negara telah diganggu oleh para ekstremis di kedua belah pihak, serta pertengkaran diplomatik terkait detail perjanjian.

Perjanjian Oslo

Perjanjian Oslo tahun 1993 mewakili upaya lain untuk menyelesaikan konflik berdasarkan prinsip "tanah untuk perdamaian," konsep yang mendasari solusi dua negara. Namun Perjanjian Oslo hanya perjanjian sementara dan tidak secara eksplisit membuat ketentuan untuk negara Palestina.

Namun demikian, secara luas diharapkan pengaturan status akhir yang seharusnya disimpulkan tahun 1998 akan menghasilkan pembentukan negara Palestina. Negosiasi gagal sebelum perjanjian status akhir itu dapat disimpulkan.

Pada Juli 2000, Perdana Menteri Israel saat itu, Ehud Barak, dan Presiden Palestina Yasser Arafat (1929-2004) mencoba untuk mencapai kesepakatan perdamaian dalam pertemuan puncak yang diadakan di tempat peristirahatan presiden AS di Camp David, Maryland. Kesepakatan itu dimediasi Presiden AS ketika itu, Bill Clinton.

Meskipun banyak usulan yang dipertimbangkan, negosiasi pada akhirnya gagal lagi. Sejak itu tidak ada pembicaraan lagi dan solusi dua negara untuk Israel dan Palestina masih sebatas gagasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com