Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Besar Inggris dalam Membangun Singapura Jadi Kota Metropolitan

Kompas.com - 08/12/2023, 11:07 WIB
Albertus Adit,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber Roots

Kota ini terletak di sepanjang jalur perdagangan Inggris menuju Selat China dan memiliki pelabuhan yang masih alami di muara Sungai Singapura. Dengan tidak adanya Belanda, Raffles bertindak cepat dengan mendirikan pos perdagangan.

Upaya amankan Singapura sebagai pos perdagangan

Kepala pulau tersebut, Tumenggung Abdul Rahman, bertemu dengan pihak Inggris untuk sebuah gagasan pembangunan pos perdagangan Inggris. Maka dari itu, dibuatlah perjanjian sementara.

Singapura, bagaimanapun adalah bagian dari Kesultanan Johor. Untuk menghindari perselisihan hukum, Raffles memerlukan kedaulatan Melayu untuk mencantumkan namanya pada perjanjian tersebut. Namun, penguasa sudah bersahabat dengan Belanda.

Dengan memanfaatkan perebutan kekuasaan di dalam kesultanan, Raffles mendatangkan Tengku Hussien Shah, pewaris sah takhta.

Sebagai imbalan atas pengakuan sebagai Sultan Johor dan perlindungan Inggris, Hussien menandatangani perjanjian dengan "East India Company".

Baca juga: Takut Meninggal Sendirian di Rumah, Nenek Berkecukupan Ini Pilih Menggelandang di Pusat Kota

Adapun upacara penandatanganan tersebut dihadiri oleh penduduk pulau, pejabat Melayu serta tentara Inggris. Berdasarkan ketentuan perjanjian ini, Inggris, sultan dan tumenggung mendapat keuntungan yang sama dari usaha tersebut.

Setelah urusan administrasi selesai, Raffles meninggalkan Singapura, dan Mayor William Farquhar sebagai residen dan komandan selama empat tahun.

Kemudian, lahan dibuka untuk rumah dagang, jalan, dan fasilitas lainnya untuk memfasilitasi bisnis. Sebuah bukit kecil di Battery Road juga diratakan untuk membangun Raffles Place. Selanjutnya, tanah ini digunakan untuk mengisi lahan rawa untuk membuat Boat Quay.

Pada 1821, populasi di pulau tersebut bertambah banyak. Dari hanya 1.000 jiwa pada dua tahun sebelumnya menjadi sekitar 5.000 jiwa yang membuktikan keberhasilan pos perdagangan tersebut.

Ditinggal untuk mengelola Singapura dengan anggaran yang kecil, Farquhar membuat rencana untuk mengekang kejahatan yang meningkat dan mengumpulkan dana untuk pekerjaan umum.

Tapi dia melakukannya dengan cara lain yakni dengan menjual izin untuk melakukan kegiatan buruk seperti perjudian, alkohol, dan opium.

Pada 1822, Raffles kembali. Dia menyusun rencana kota untuk mengatur koloni dengan lebih baik.

Ia memetakan daerah-daerah untuk kegiatan ekonomi utama, serta daerah kantong etnis untuk menampung komunitas-komunitas yang berbeda di pemukiman tersebut demi hukum dan ketertiban, dan visinya tentang keharmonisan komunal.

Baca juga: Perempuan AS Tewas Diserang Hiu di Bahama

Ambisi yang terus tumbuh untuk Singapura

Inggris ingin agar Singapura berkembang tetapi terhambat dengan perjanjian pada 1819 yang lebih condong kepada Tumenggung dan Sultan.

Raffles kemudian mulai membatasi pengaruh Tumenggung dan Sultan, dan akhirnya membuat perjanjian lain pada Agustus 1824 untuk ditandatangani secara paksa oleh keduanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com