Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Kompas.com - 06/12/2023, 19:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Selama masa hukumannya yang singkat di penjara, dia mulai menulis bukunya Mein Kampf, otobiografi yang memaparkan visi fasisnya.

Buku ini menjadi seruan bagi pendukungnya untuk mengubah taktik, gantinya mencoba merebut kekuasaan secara ilegal mereka mencoba cara yang sah dengan memenangkan pemilu.

Pada tahun-tahun setelah upaya kudeta yang gagal, partai Nazi berhasil mengumpulkan makin banyak dukungan di kotak suara.

Upaya perebutan kekuasaan itu terjadi di saat Jerman mengalami ketidakstabilan yang parah.

Pemerintahan pusat Weimar lemah. Terjadi bentrokan dengan kekerasan antara sayap kiri dan kanan. Perekonomian ambruk dan terjadi hiperinflasi, pengangguran meluas, terutama di kalangan veteran perang.

Kapitulasi Jerman dalam Perang Dunia I terhadap pasukan Sekutu ketika itu juga menjadi luka yang dalam bagi masarakat Jerman dan dirasakan sebagai "penghinaan nasional".

Apalagi Perjanjian Versailles memaksa Jerman membayar rampasan perang dalam jumlah besar, yang menjerumuskan Jerman ke dalam krisis ekonomi.

Semua perkembangan itu menjadi mesiu bagi kampanye Nazi dan Hitler, yang mengusung tema kebanggaan nasional dan menyalahkan warga Yahudi sebagai penyebab utama kebangkrutan ekonomi domestik.

"Tanpa bantuan dari banyak tokoh monarki, veteran reaksioner, tokoh nasionalis yang berpengaruh, dan terorisme politik, kebangkitan Hitler sampai 1923 tidak akan mungkin terjadi," tulis ahli sejarah Daniel Siemens di harian Frankfurter Allgemeine Zeitung FAZ, ketika mengulas buku baru Wolfgang Niess.

Baca juga: Kisah Hitler Lolos dari Maut, Tak Juga Lumpuh meski Coba Dibunuh

Menarik pelajaran untuk masa kini

Kudeta Muenchen dan narasi yang diusung Nazi kemudian berhasil membawa Hitler ke tampuk kekuasaan Jerman hingga berujung pada pecahnya Perang Dunia II dan kekalahan Jerman.

Hitler tinggal sejarah, tetapi ancaman terhadap demokrasi Jerman masih ada hingga saat ini.

Partai populis sayap kanan AfD, yang mengangkat isu anti orang asing dan sering menggunakan narasi dari era Nazi, saat ini mendapat dukungan makin besar dari warga, menurut jajak pendapat.

Di Bayern, lebih dari 30 persen pemilih bulan lalu memilih AfD atau partai ultra kanan lainnya, Freie Waehler.

Bagi sebagian ahli sejarah dan pengamat politik, perkembangan di Bayern mengingatkan pada masa lalu dan menimbulkan keresahan.

"Jika Anda tahu apa yang menyebabkan kehancuran Jerman 100 tahun lalu, maka Anda harus memperkuat Eropa dan mencegah bencana baru,” kata Jutta Hoffritz, jurnalis yang juga menulis tentang upaya kudeta Hitler, kepada DLF.

"Itulah mengapa kita sebaiknya melihat lebih cermat lagi ke tahun 1923.”

Baca juga: Akhir Hidup Adolf Hitler, Diktator Jerman Era Perang Dunia II

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul 100 Tahun Lalu, Hitler Coba Melakukan Kudeta Tapi Gagal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com